Hal itu terpicu oleh permintaan pelatih timnas sepak bola Indonesia, Shin Tae-yong yang meminta kepada PSSI untuk 'memburu' pemain sepak bola berdarah Indonesia yang bisa menjadi andalan timnas. Tentu, keinginan pelatih asal Korea Selatan tersebut bukan tanpa alasan.
Di mata pelatih yang sukses membawa timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018 lalu itu, kehadiran pemain keturunan yang memiliki talenta kelas Eropa dan berpostur di atas rata-rata pemain lokal, dibutuhkan untuk mengisi celah lemah tim yang sedang dibangunnya.
Gayung bersambut, dan beberapa pemain proyek khusus itu pun sudah ada yang tampil di ajang AFF Suzuki Cup 2020 yang lagi-lagi di juarai oleh Thailand. Kehadiran Ezra Walian yang berdarah Belanda dan Elkan Baggott yang berdarah Inggris tampaknya menuai hasil positif, meski timnas Indonesia hanya berhasil sampai final alias gagal jadi juara.
Menurut hemat saya, yang kebetulan suka ikut 'deg-degan' saat timnas sepak bola Indonesia tanding, berharap ada tindaklanjut dari pihak pemerintah melalui Kemenpora, PSSI dan pihak terkait untuk merealisasi permintaan pelatih Shin Tae-yong dan memudahkan proses kepindahan mereka.
Indonesia tidak perlu ragu dan malu membangun timnas sepak bola yang kadung sudah menjadi olahraga populer di tanah air untuk mampu menjawab tantangan ke depan bersama para pemain keturunan dan naturalisasi.
Tidak bisa dipungkiri, olahraga sepak bola yang mengandalkan kontak fisik langsung dibutuhkan pemain-pemain yang memiliki postur tubuh tinggi dan kuat selain talenta terasah, visioner dan mental baja.
Tanpa bermaksud menepikan pemain berdarah lokal yang sudah teruji, namun kalau hanya menyisipkan 'pemain keturunan dan naturalisasi' satu atau dua saja dalam tim, rasa-rasanya masih sulit mengangkat kekuatan timnas saat ini.
Sekaligus menjawab tantangan pelatih Shin Tae-yong dalam membangun sepak bola Indonesia ke depan, timnas Indonesia butuh dukungan 'realistis' dari pada sekedar 'fanatisme'.
Tepikan keraguan akan nasionalisme mereka, dan hargai pengorbanan mereka untuk melepas kemapanan di negeri kelahirannya. Kekuatan timnas sepak bola Indonesia dengan komposisi 'fifty-fifty' antara pemain lokal, keturunan dan naturalisasi, rasanya sah-sah saja.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H