Mohon tunggu...
Enjang Kusnadi
Enjang Kusnadi Mohon Tunggu... Dosen - Belajar dan Mengajar

Teman Sejati Selalu Menemani

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

PBB: 768 Juta Penduduk Dunia Alami Kelaparan dan Gizi Buruk, Ini Penyebabnya

13 Juli 2021   14:38 Diperbarui: 13 Juli 2021   15:49 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga Kamerun sedang mengantri untuk mendapatkan bantuan pangan dari WFP pada Maret 2020 (Sumber: wfp.org)

"Kami bertujuan ingin segera mencapai 138 juta bantuan makanan, hingga kami bisa melanjutkan pekerjaan kami dengan pemerintah untuk memperbaiki situasi jangka panjang bagi orang lebih banyak lagi", ujar D'Pear.

"Namun, kami dihadapkan situasi sulit dengan pemicu yaitu konflik, krisis ekonomi akibat COVID dan perubahan iklim," sambungnya.

Dia juga menambahkan bahwa pekerjaan menjadi semakin sulit dengan berkurangnya anggaran untuk bantuan, karena pandemi COVID-19 ini.

Senada dengan D'Pear, kepala ekonom WFP, Arif Husain mengatakan kepada media, bahwa situasi sulit ini akan berpengaruh terhadap waktu yang diharapkan untuk memperbaiki keadaan.

"Ketakutan terburuk kami menjadi kenyataan. Untuk membalikan tingkat kelaparan kronis yang begitu tinggi akan membutuhkan waktu bertahun-tahun bahkan puluhan tahun", kata Husain.

Laporan tersebut merekomendasikan kepada para pembuat kebijakan agar melakukan sejumlah tindakan untuk mencegah kekurangan gizi, seperti memasukkan kebijakan untuk kemanusiaan, pembangunan, dan penyelesaian perdamaian di daerah konflik.

Selain itu juga agar melakukan kebijakan untuk memperkuat ketahanan bagi kelompok yang paling rentan terhadap keterpurukan ekonomi, mengatasi kemiskinan dan ketimpangan struktural.

Setelah menurun selama beberapa dekade, kerawanan pangan telah meningkat kembali sejak pertengahan 2010-an, terutama di negara-negara yang terkena dampak konflik, iklim ekstrem, kemerosotan ekonomi, atau berjuang melawan ketidaksetaraan yang tinggi.

"Namun peningkatan tahun lalu (2020), sama dengan gabungan dari jumlah lima tahun sebelumnya", ujar Husain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun