Mohon tunggu...
Enjang Kusnadi
Enjang Kusnadi Mohon Tunggu... Dosen - Belajar dan Mengajar

Teman Sejati Selalu Menemani

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ungkap Penyebab Kematian di Dunia, Oxfam: Yang Ini Lebih Ganas dari Covid-19

10 Juli 2021   08:07 Diperbarui: 10 Juli 2021   08:09 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang wanita tengah memasak kacang tanah di Bangassou, Central African Republic pada Maret 2021 (Sumber: Oxfam)

"Kelaparan terus digunakan sebagai senjata perang, merampas makanan dan air warga sipil dan menghambat bantuan kemanusiaan. Orang-orang tidak dapat hidup dengan aman atau menemukan makanan ketika pasar mereka dibom dan tanaman serta ternak dihancurkan", tambahnya.

Secara mengejutkan, Oxfam mencatat pengeluaran militer global meningkat sebesar 51 miliar USD selama pandemi. Jumlah yang melebihi setidaknya enam kali lipat dari apa yang dibutuhkan PBB untuk menghentikan kelaparan.

Ini mendesak pemerintah untuk menghentikan konflik agar tidak terus menelurkan 'bencana kelaparan' dan untuk memastikan bahwa lembaga bantuan dapat beroperasi di zona konflik dan menjangkau mereka yang membutuhkan.

Ia juga meminta negara-negara donor untuk 'segera dan sepenuhnya' mendanai upaya PBB untuk mengurangi kelaparan.

Sementara itu, pemanasan global dan dampak ekonomi dari pandemi telah menyebabkan kenaikan harga pangan global sebesar 40 persen, tertinggi selama lebih dari 10 tahun.

Lonjakan ini telah memberikan kontribusi yang signifikan untuk mendorong puluhan juta orang lebih ke dalam kondisi kelaparan.

Analisis Oxfam ini muncul sebelum laporan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB tentang keamanan pangan global, yang akan diterbitkan pada hari Senin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun