"Kelaparan terus digunakan sebagai senjata perang, merampas makanan dan air warga sipil dan menghambat bantuan kemanusiaan. Orang-orang tidak dapat hidup dengan aman atau menemukan makanan ketika pasar mereka dibom dan tanaman serta ternak dihancurkan", tambahnya.
Secara mengejutkan, Oxfam mencatat pengeluaran militer global meningkat sebesar 51 miliar USD selama pandemi. Jumlah yang melebihi setidaknya enam kali lipat dari apa yang dibutuhkan PBB untuk menghentikan kelaparan.
Ini mendesak pemerintah untuk menghentikan konflik agar tidak terus menelurkan 'bencana kelaparan' dan untuk memastikan bahwa lembaga bantuan dapat beroperasi di zona konflik dan menjangkau mereka yang membutuhkan.
Ia juga meminta negara-negara donor untuk 'segera dan sepenuhnya' mendanai upaya PBB untuk mengurangi kelaparan.
Sementara itu, pemanasan global dan dampak ekonomi dari pandemi telah menyebabkan kenaikan harga pangan global sebesar 40 persen, tertinggi selama lebih dari 10 tahun.
Lonjakan ini telah memberikan kontribusi yang signifikan untuk mendorong puluhan juta orang lebih ke dalam kondisi kelaparan.
Analisis Oxfam ini muncul sebelum laporan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB tentang keamanan pangan global, yang akan diterbitkan pada hari Senin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H