Setelah dinilai berhasil lolos dari situasi terburuk saat pandemi COVID-19 meletus awal tahun 2020, Asia Tenggara sekarang mengalami rekor peningkatan kematian dari kasus COVID-19 yang diperburuk dengan kekurangan vaksinasi dan varian yang menular dengan cepat.
Ketika negara-negara Eropa seperti Inggris, Jerman dan Prancis bersiap untuk menghapus sebagian besar pembatasan yang tersisa setelah wabah COVID-19 menghancurkan kawasan itu, kini pemerintah di Asia Tenggara sedang memperketat tindakan.
Asia Tenggara berharap tindakan penguncian yang ditargetkannya bisa menjadi pemutus rantai untuk menahan lonjakan yang dramatis setelah kasus mulai meningkat pada bulan Mei 2021.
Pakar kesehatan mengatakan tingkat pengujian yang rendah di negara-negara padat seperti Indonesia dan Filipina, juga kemungkinan menyamarkan tingkat wabah sebenarnya. Sementara Myanmar telah mengalami kegagalan dalam pengawasan sejak kudeta militer Februari.
Dicky Budiman, seorang ahli epidemiologi di Universitas Griffith, mengatakan bahwa Asia Tenggara kini sedang berjuang untuk mengatasi varian Delta dan membayar untuk ketidakkonsistenan dalam strategi, sosialisasi, dan penegakan protokol kesehatan pandemi COVID-19.
Budiman juga menyebutkan perlunya memperluas jangkauan vaksin untuk melindungi populasi dengan lebih baik. Dia mencatat dominasi vaksin Sinovac, karena diplomasi vaksin China ketika merek Barat tidak tersedia.
"Vaksin pasti ada manfaatnya, tapi ada juga sisi lemahnya. Kenapa? Dalam menangani pandemi dalam skala yang lebih besar... vaksin tidak bisa berdiri sendiri, vaksinnya perlu didiversifikasi. Sumber daya juga perlu didiversifikasi", ungkap Dicky Budiman, seperti dirilis CNA News pada Jumat (9 Juli 2021).
Indonesia, sebagai negara terpadat di kawasan Asia Tenggara, menjadi yang paling terpukul dengan mencatat 38.391 kasus pada Kamis (8 Juli), enam kali lipat dari jumlah bulan sebelumnya.
Rekor kematian juga dilaporkan negara Asia Tenggara lain pada hari Kamis, Malaysia dan Thailand, di mana pihak berwenang negara tersebut mengusulkan pembatasan perjalanan internal karena varian Delta mendatangkan malapetaka. Terbukti di pulau Jawa Indonesia telah menyebar dengan cepat, begitu juga di sekitar Bangkok Thailand.
Terminal baru di bandara ibu kota Thailand sedang diubah menjadi rumah sakit lapangan dengan target berkapasitas 5.000 tempat tidur.
Negara tetangga Thailand, Myanmar melaporkan lebih dari 4.000 kasus baru untuk pertama kalinya pada hari Kamis dan salah satu hari yang paling mematikannya. Sementara Kamboja telah mengalami jumlah kasus dan kematian tertinggi dalam sembilan hari terakhir.
Reputasi Vietnam sebagai kisah sukses COVID-19 saat gelombang kesatu, kini berada di bawah ancaman. Dengan meningkatnya kasus dalam tiga hari terakhir dibanding dengan selama 13 bulan pertama sejak pandemi melanda dunia.
Kekhawatiran akan penguncian mendorong pembelian panik supermarket minggu ini di pusat ledakan pandemi yaitu Ho Chi Minh City. Kota berpenduduk 9 juta itu sebelumnya telah dikenai pembatasan perjalanan selama sebulan tetapi tingkat infeksi terus meningkat hingga lebih dari 9.400 kasus telah terdaftar.
Ibu kota Hanoi telah menghentikan transportasi umum dari tempat-tempat dengan kelompok infeksi untuk melindungi diri dari wabah di pusat komersial selatan, di mana beberapa pembatasan ketat negara itu berlaku mulai Jumat.
Penduduk Kota Ho Chi Minh sekarang dilarang berkumpul dalam kelompok yang lebih dari dua orang di depan umum. Dan orang-orang hanya diperbolehkan meninggalkan rumah untuk membeli makanan dan obat-obatan, atau dalam keadaan darurat.
Tingkat vaksinasi negara-negara Asia Tenggara juga masih sangat rendah, Indonesia dengan 5,4 persen yang telah diinokulasi penuh dari 270 juta penduduknya. Sementara Filipina sekitar 2,7 persen dan Thailand 4,7 persen.
Malaysia telah memvaksinasi 9,3 persen dari 32 juta penduduknya dan telah memberlakukan penguncian yang ditingkatkan di ibu kota dan kawasan industrinya.
Saat ini, Indonesia dan Thailand sedang mempertimbangkan suntikan booster dengan vaksin mRNA, seperti yang dilakukan Moderna dan Pfizer-BioNTech/Cominarty, untuk pekerja medis yang sebagian besar telah menerima vaksin Sinovac buatan China yang dinilai tidak aktif di tengah kekhawatiran resistensi mereka terhadap varian baru.
Singapura adalah salah satu dari sedikit titik terang, pihak berwenang diharapkan lebih melonggarkan pembatasan dan menyelesaikan imunisasi setengah dari populasi pada akhir bulan ini.
Singapura juga berencana untuk mengizinkan penduduknya yang telah divaksinasi penuh untuk boleh menghadiri pertemuan yang lebih besar seperti konferensi, beribadah dan perayaan pernikahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H