Mohon tunggu...
enisar 1708
enisar 1708 Mohon Tunggu... Aktris - seorang mahasiswa komunikasi penyiaran islam

terus bekarya demi menggapai cita-cita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penyesalan yang Terlambat

10 Januari 2020   22:53 Diperbarui: 10 Januari 2020   23:00 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kini aku baru mengerti...betapa pentingnya dirimu di dalam hidupku,betapa bermaknanya dirimu bagiku...

aku tau...aku adalah orang yang sangat buruk,aku menyia-nyiakan orang yang telah menyayagiku dengan tulus,aku menyia-nyiakan orang yang telah berjuang hanya demi masa depanku.

aku terlambat atas penyesalanku..

maafkan diri ini yang selama ini mendurhakaimu...

kini aku hanya bisa menangis sambil meratapi nasib mu yang penuh dengan cobaan dan bersusah payah bekerja pagi siang malam untuk membesarkan aku...

ibu....

dulu...kau pernah berkata.

nak...belajarlah yang rajin agar kamu sukses kedepannya nanti,ibu begitu lembut memperingatiku,namun balasanku tak sepadan dengan kasih sayangnya.

dan ketika menjelang subuh,ibu selalu membangunkan ku untuk shalat.

tapi balasan aku lagi lagi membentaknya,dan bahkan tidak jarang aku mengusirnya dari kamarku

ibuku begitu tabah dalam segala hal,walaupun terkadang tingkahku yang kelewatan namun tak membuatnya putus asa...

sekarang nasi sudah menjadi bubur aku hanya bisa melihat kesusahan dan penderitaan ibuku di masa tua nya yang selalu melihat aku tidak berada di titik kesuksesan.

aku melenyapkan semua mimpi ibuku yang menginginkan aku menjadi seorang sarjana komunikasi,tapi apalah daya dulu aku sering membohongi ibuku..

aku sering bolos dan tidak masuk kuliah,bahkan aku tidak jarang membohongi ibuku meminta uang dalam jumlah besar yang kemudian uang itu aku gunakan untuk berfoya-foya dengan teman-temanku berlagak sombong seperti anak orang kaya...

kini aku hanya menjadi seorang buruh cuci,

aku benar benar merasa tidak berguna selama ini menjadi seorang anak yang terlahir dari seorang ibu yang luar biasa.

dan penyesalanku sudah terlambat

nasi sudah menjadi bubur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun