Ini merupakan tahun pertama saya mengajar dan tahun pertama juga untuk sebagai besar anak memasukin dunia era new normal.. sudah hampir setahun berlalu kegiatan belajar dan mengajar di lakukan secara offline, lalu apa yang membuat saya merasa berbeda dan melihat dampak pandemik ini pada anak?
Mengajar bukanlah soal yang mudah, kesabaran,ketelitian dan keberanian juga menjadi kunci dalam menjalankan tugas sebagai pengajar, lalu apa yang menjadikan anak -- anak ini berbeda?
Kita balik sebentar ketahun 2020-2022 dunia Pendidikan di cecar abis abisan dan mengalami perombakan yang sangat dasyhat dimana kegiatan pembelajaran harus dihentikan beberapa saat sebelum memutuskan untuk melakukan pembelajar secara daring atau online melalui jaringan internet. Ketidak siapan pemerintah,guru dan siswa dalam mengalami perubahan jaman tersebut menjadi tantangan yang sangat besar untuk semua pihak. Terutama guru, semua guru berlomba untuk menyajikan materi dan menemukan cara agar siswanya dapat mengikuti pembelajaran secara baik.
untuk sebagai sekolah ia mampu menjalankan dengan baik namun beberapa sekolah sangat kesusahan apalagi tantangan-nya yang mereka hadapi itu faktor ekonomi, ada yang harus bergantian menggunakan handphone atau harus kerumah tetangga untuk mencari wifi dll. Semua pihak mengeluhkan baik orang tua yang harus siaga di rumah, guru yang pengetahuan teknologinya terbatas.. tak jarang anak menjadi menyepelekan tugas, meringankan beban tugas itu dan mencari kesibukan dengan main games, nonton video dan lain sebagainya.
Nah, dampak ini lah yang dirasakan oleh saya
Semangat, sopan santun, tata rahma dan menghargai yang saat ini terkikis. Keasikan dirumah berbulan -- bulan menjadikan diri mereka menjadi generasi MAGERAN sebentar- bentar males sebentar -- bentar Lelah, sebentar -- bentar males gerak. Tidak menyama ratakan tapi Sebagian besar siswa yang saya temui seperti itu belum lagi ditambah media sosial yang sudah semakin familiar, anak -- anak bisa bermain hp 6 jam non stop tapi tidak dengan membacanya, anak-anak bisa bermain game 6 jam non stop tapi tidak dengan mengerjakan tugasnya. Daya saing mereka akan capaian nilai yang bagus bukan lagi tujuan mereka. Anak-anak SMA/SMK saat ini sudah berpikir bagaimana ia bisa mendapatkan uang banyak dan cepat atau bagaimana cara mereka membuat akun sosia media mereka memiliki followers banyak tapi mereka melupakan kewajiban mereka dalam menjalankan tugas nya sebagai siswa/siswi.
 Sebenarnya tidak ada yang salah dengan itu semua selagi mereka dapat membagi waktu dan mampu berpikir mana yang mereka kerjakan terlebih dahulu selagi apa yang mereka lakukan masih positif.
Dampak buruk ini yang harus kita lawan saat ini dan  memanfaatkan media dan teknologi untung mengembangkan kembali bakat dan pontensi anak, tentu peran orang tua juga sangat diperlukan dalam proses pengembangan anak - anak usia remaja ini.
*semangat siswa harus timbul dari semangat gurunya.*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H