Mohon tunggu...
ENI NOVIANA
ENI NOVIANA Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hoby lebih suka main raket dan jalan yang membuat saya happy

Selanjutnya

Tutup

Diary

Keindahan yang Tersembunyi di Pulau Kalimantan Tengah

6 Juni 2024   11:09 Diperbarui: 6 Juni 2024   12:57 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Sudah tidak asing bukan jika membaca atau mendengar kata  pulau Kalimantan yang dimana pulau tersebut terkenal dengan lanskap alamnya yang memikat. 

Hutan hujan tropis yang luas menyelimuti sebagian besar pulau, dan juga Pulau Kalimantan terkenal dengan julukan "Pulau Seribu Sungai" karena banyaknya sungai yang mengalir di pulau ini. 

Untuk kali ini saya sebagai orang yang berdomisili di pulau Kalimantan tepatnya yaitu di Kalimantan Tengah saya akan menguak sedikit tentang keindahan yang tersembunyi di pulau Kalimantan Tengah, yaitu tentang keindahan taman nasional yang ada di kalimantan Tengah yaitu Taman Nasional Tanjung Puting. 

Taman Nasional Tanjung Puting, konservasi orangutan terbesar di dunia. Terletak di jantung Pulau Kalimantan, Taman Nasional Tanjung Puting bukan hanya taman nasional pertama di Indonesia yang berfungsi sebagai pusat rehabilitasi Orangutan.  Itu juga merupakan situs konservasi Orangutan terbesar. 

Di TN Tanjung Puting ini wisatawan bisa lihat segera habitat alami orangutan dengan segera serta lihat segera hidup mereka di alam liar. Tanjung Puting awal mulanya adalah cagar alam serta suaka margasatwa dengan luas keseluruhan 305. 000 ha. Langkah yang paling baik untuk berkunjung ke TN Tanjung Puting yaitu dengan memakai kapal klotok. 

Mengapa diberi nama kapal klotok? Karna kapal ini bunyinya" tok-tok-tok" hingga orang-orang sekitaran berikan nama kapal klotok. Kapal klotok ini adalah fasilitas transportasi yang cukup nyaman. Kapal klotok berisi 7 s/d 12 penumpang. Laju kapal ini tidaklah terlalu kencang, yalla shoot hingga kita dapat nikmati situasi Sungai Sekonyer di selama jalan. Dengan kapal ini beberapa penumpang bisa nikmati sunset, kunang-kunang serta hewan liar yang kadang-kadang tampak di pinggir sungai.

Sebagian besar pengunjung TN Tanjung Puting ini yaitu wisatawan asing. Banyak wisatawan asing yang datang kesini buat orang-orang Pangkalan Bun serta TN Tanjung Puting lebih tingkatkan service mereka. Satu diantara misalnya yaitu ketika wisatawan menaiki klotok, servicenya tidak kalah dengan service hotel berbintang. Pemandu wisata (guide) serta kapten kapal yang ramah. Masakannya juga begitu enak bila kita memperbandingkan dengan standard kota besar. Ini mungkin saja karna mereka sudah punya kebiasaan melayani wisatawan asing hingga standard kwalitas servicenya juga tetaplah bagus.

Demikian juga bila telah malam, kita bisa tidur nyaman diatas kapal klotok ditemani dengan kelambu. Musim ramai pengunjung atau high season di TN Tanjung Puting mengakibatkan kapal klotok penuh wisatawan. Bln. Juli s/d Agustus yaitu masa high season karna bersamaan dengan adanya banyak libur serta musim berlibur sekolah.Bila anda menginginkan berkunjung ke TN Tanjung Puting jauhilah bln. itu. Di luar itu, janganlah lupa bawa lotion anti nyamuk. Di selama menyusuri Sungai Sekonyer kita bisa lihat monyet-monyet yang bergelantungan dari satu pohon ke pohon yang lain. Camp Leakey di kenal jadi pusat riset orangutan. 

Pengunjung bisa pelajari orangutan di pusat info Camp Leakey. Berikan makan orangutan tidak diijinkan di Camp Leakey serta camp-camp yang beda. Camp ini juga akan senantiasa dijaga serta tetaplah perlu karna orangutan adalah spesies yang terancam punah, terancam oleh efek deforestasi serta perdagangan ilegal hewan peliharaan. Diluar itu Pondok Tangui juga adalah pusat rehabilitasi untuk orangutan yang sempat di tangkap. Di ke-2 pusat pelestarian ini, wisatawan juga akan memperoleh peluang untuk lihat dari dekat primata menarik ini serta belajar semakin banyak mengenai bagaimana kita bisa membuat perlindungan orangutan yang terancam punah dari Pulau Kalimantan

Tanjung Puting pada awalnya merupakan cagar alam dan suaka margasatwa yang ditetapkan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1937. Taman Nasional Tanjung Puting dikelola oleh Balai Taman Nasional Tanjung Puting, salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Taman Nasional ini memiliki beberapa tipe ekosistem, yaitu hutan tropika dataran rendah, hutan tanah kering (hutan kerangas), hutan rawa air tawar, hutan rawa gambut, hutan bakau atau mangrove, hutan pantai, dan hutan sekunder. Tutupan vegetasi utama di daerah utara kawasan adalah hutan kerangas yang dihuni flora tumbuhan pemakan serangga seperti kantong semar (Nepenthes sp). Hutan rawa gambut sejati ditemukan di bagian tengah kawasan dan di tepi beberapa sungai, dan terdapat tumbuhan yang memiliki akar lutut, dan akar udara. Di sepanjang tepi semua sungai di kawasan ini terdapat hutan rawa air tawar (aluvial) sejati, memiliki jenis tumbuhan yang kompleks dan jenis tumbuhan merambat berkayu yang besar dan kecil, epifit dan paku-pakuan menjalar dalam jumlah besar.

Di daerah utara menuju selatan kawasan terdapat padang dengan jenis tumbuhan belukar yang luas, hasil dari kerusakan hutan kerangas akibat penebangan dan pembakaran. Umumnya terdapat dalam kantung-kantung di sepanjang Sungai Sekonyer dan anak-anak sungainya. Tumbuhan di daerah hulu sungai utama terdiri atas rawa rumput yang didominasi oleh Pandanus sp. dan bentangan makrofita (bakung) yang mengapung seperti Crinum sp. Di daerah pantai terdapat tutupan hutan bakau (mangrove) dan lebih jauh ke daratan yaitu di kawasan payau pada muara-muara sepanjang sungai utama, terdapat tumbuhan asli nipah (Nypa fruticans) yang tumbuh meluas ke pedalaman sejauh sungai, dan menandai kadar intrusi air payau ke darat. Untuk daerah pesisir pada pantai-pantai berpasir banyak ditumbuhi tumbuhan genus Casuarina, Pandanus, Podocarpus, Scaevola, dan Barringtonia.

Jenis-jenis tumbuhan lain yang dapat ditemui di TNTP adalah keruing,meranti, ramin jelutong, gaharu,kayulanan,ulin,sengkuang , Alstonia, Baeckia, Calophyllum, Campnosperma, Castanopsis, Dacrydium, Dactylocladus, Diospyros, Durio, Ganua, Hopea, Jackia, Licuala, Lithocarpus, Melaleuca, Mesua, Palaquium, Rhizophora, Schima, Sonneratia, Tetramerista, dan Vatica.

Kawasan TNTP dihuni oleh sekitar 38 jenis mamalia. Tujuh di antaranya adalah primata yang cukup dikenal dan dilindungi seperti orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus), bekantan (Nasalis larvatus), owa kalimantan (Hylobates agilis), dan beruang madu (Helarctos malayanus). Jenis-jenis mamalia besar seperti rusa sambar, kijang muncak (Muntiacus muntjak), pelanduk kancil (Tragulus javanicus), dan babi janggut (Sus barbatus) dapat dijumpai di kawasan ini. Bahkan, beberapa jenis mamalia air seperti duyung (Dugong dugong) dan lumba-lumba dilaporkan pernah terlihat di perairan sekitar kawasan TNTP. Beberapa jenis reptil dapat ditemukan di kawasan TNTP, termasuk di antaranya buaya sinyulong (Tomistoma schlegeli), buaya muara (Crocodilus porosus), dan labi-labi (Trionyx cartilagineus).

Tercatat lebih dari 200 jenis burung yang hidup di kawasan TNTP. Salah satu jenis burung yang ada di kawasan ini, yaitu sandang lawe (Ciconia stormi) termasuk dalam 20 jenis burung terlangka di dunia. Tanjung Puting juga merupakan salah satu tempat untuk semua jenis koloni jenis burung "great alba" seperti Egretta alba, Anhinga melanogaster, dan Ardea purpurea.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun