Sok berwibawa dengan pasang muka seram
Kewibawaan guru itu bukan dari postur tubuh dan raut wajah, namun dari tindakan, gagasan dan perilaku sehari-hari. Ingat, guru itu sosok teladan bagi siswa. Semua gerak-gerik, ucapan dan tindakan akan menjadi sorotan bagi siswa. Jadi tidak perlu pasang raut muka seram di depan siswa, karena itu justru akan menimbulkan bahan candaan anak.
Kewibawaan guru akan tercermin bila perilakunya baik. Apa yang diucapkannya berdasarkan data dan fakta. Dalam menyampaikan gagasan dan nasihat penuh dengan kebenaran ilmu pengetahuan.
Menghina dan merendahkan siswa
Dilihat dari sudut manapun, posisi siswa tetap di bawah seorang guru. Namun bukan berati guru bebas menghina dan merendahkan siswa. Justru sanjungan dan pujian yang disampaikn kepada anak inilah yang akan dijadikan motivasi.
Penghinaan guru kepada siswa itu akan terus terekam dan teringat sepanjang masa. Apalagi bila hinaan itu berhubungan dengan keadaan fisik anak. Maka, bisa jadi sakit hatinya akan terbawa sampai dia sudah berkeluarga dan bekerja nanti.
Bersikap sinis
Guru yang ramah, senyumnya manis, kata-katanya lembut pasti kehadirannya akan selalu dirindukan siswa. Sebaliknya guru yang tatapan matanya sinis, sikapnya cuek, acuh tak acuh ini pasti siswa selalu berharap semoga guru seperti ini berhalangan hadir di kelasnya. Siapapun pasti tidak ingin berhadapan dengan orang mempunyai sikap kurang menghargai dan menghormati orang lain.
Sikap sinis seorang guru ini akan berbuah buruk bagi dirinya sendiri. Apalagi bila sedang mengajar di dalam kelas, guru yang judes dan tidak ramah tentu akan membuat siswa tidak nyaman dan tidak betah berlama-lama belajar dengan guru tersebut.
Memberi cap negatif
Seburuk-buruknya seseorang pasti tidak ingin mendapat penilaian negatif. Apalagi penilaian seorang guru kepada siswa. Jangan sekali-kali memberi penilaian negatif kepada siswa, karena itu adalah doa. Ridanya guru adalah ridanya Tuhan.