Mohon tunggu...
Enik Rusmiati
Enik Rusmiati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Yang membedakan kita hari ini dengan satu tahun yang akan datang adalah buku-buku yang kita baca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru, Jangan Lakukan Hal Ini

27 November 2022   21:38 Diperbarui: 27 November 2022   22:19 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menghadapi peristiwa ini, guru jangan ikutan berteriak keras untuk menghentikan kejadian ini. Atau bahkan dengan ikutan marah-marah. Bila ini dilakukan oleh guru, bukan penyelesaian yang didapat, sudah bisa dipastikan akan semakin gaduh. Dalam menghadapi keributan ini, guru harus bisa menjadi penyejuk di tengah gurun sahara bagi para siswa ini.

Membentak siswa

Bila masalah itu bisa diselesaikan dengan senyuman, kenapa harus marah? Ya, apapun bentuknya sebuah kemarahan dan bentakan tidak akan menyelesaikan masalah. Apalagi dengan bentakan, ini akan sangat membekas di memori anak. Bentakan yang diterima anak dari gurunya akan menambah luka di hati anak.

Karena terkadang siswa itu tidak paham bahwa apa yang dilakukan itu sebuah kesalahan. Jadi yang dibutuhkan bukan bentakan, namun penjelasan atau alasan mengapa suatu hal itu tidak boleh dilakukan.

Mengatakan, "Saya yang Berkuasa di kelas ini"

Kelas bukan tempat untuk berkuasa seorang guru, namun rumah kedua bagi anak. Kelas bukan tempat guru untuk menjadi zionis. Namun diharapkan kelas bisa menjadi tempat tumbuh kembang kepribadian siswa secara optimal

Untuk itu, rasa saling memiliki, menghormati dan saling memberi harus ditanamkan oleh guru. Bila guru salah, tidak perlu menaikkan harga dirinya, dan mencari pembenaran. Segeralah mengakui kesalahan dan meminta maaf. Sebaliknya, bila ada siswa yang bersalah harus ditunjukkan bagaimana cara meminta maaf dan ihlas memaafkan.

Berdebat dengan siswa

Saya pernah mendapat tantangan dari siswa, "Bu kalua saya bisa mengalahkan ibu dalam berdebat, saya mendapat hadiah apa?"

Menanggapi tantangan tersebut, saya hanya tersenyum, saya katakan bahwa orang hebat adalah orang yang bisa menaklukan hawa nafsunya bukan mengalahkan orang lain dalam berdebat. Bahwa ilmu itu bukan untuk diperdebatkan, tapi untuk diamalkan. Siapa pun yang bisa menerapkan ilmu yang diperoleh dari gurunya, dialah pemenangnya.

Peserta didik itu bukan lawan dalam berdebat, tapi anak yang perlu bimbingan dengan kasih sayang. Berdebat dengan siswa akan banyak membuahkan kerugian. Guru menjadi kurang dihormati oleh siswa, sehingga waktu belajar akan terbuang sia-sia hanya karena perdebatan yang tidak bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun