Ibu,
Sengaja aku menulis surat ini untuk ibu
Yang katanya ibu tinggal jauh dari kampung halaman
Bahkan kalau ingin bertemu dengan ibu, harus  naik pesawat terbang
Dan itu bisa berhari-hari lamanya
Beberapa  temanku, ibunya  juga pergi ke sana
Kata nenek,
Kepergian ibu untuk mencari uang yang banyak agar aku bisa sekolah sampai tinggi
Bisa membeli baju bagus, sepeda motor baru, tas model ABG
Dan masih banyak lagi, deretan kata-kata nenek, ketika aku tanya tentang ibu
Tapi entahlah,
Ibu,
Saat ini aku sudah berumur empat belas tahun,
aku sudah lulus sekolah menengah bu...
Kata  nenek ibu pergi ketika aku berumur tiga tahun
Berarti ibu meninggalkan kami sudah sebelas tahun
Selama itu pula ibu tidak pernah mengirimkan berita tentang ibu
Sejak kepergian ibu ayah sering sakit karena terlalu lelah bekerja
Sampai akhirnya Alloh harus memanggilnya
Tanpa harus menunggu ibu pulang
Saat itu nenek sedih sekali bu
Sering kali aku melihat nenek menngis di tengah malam
Mengadu pada Alloh, meminta ibu untuk pulang
Agar bisa membantuku apabila aku kesulitan mengerjakan PR
Bercerita untukku ketika aku tidak bisa tidur
Mengambilkan rapor untukku
Juga membimbingku ketika aku diterpa masalah dengan teman-temanku
Ibu,
Kata para tetangga sekarang ini aku sudah ABG
Itu artinya aku sudah remaja
Katanya pula aku ini memiliki raut wajah yang cantik
Mataku, hidungku, bibirku, postur tubuhku, bahkan cara bicaraku
Mirip sekali dengan ibu
Jadi  kalau  berada di depan kaca  aku selalu membayangkan wajah ibu
Aku yakin ibu lebih cantik dari aku
He he, Â aku sering tersenyum geli melihat tingkahku ini
Oh ya bu..
Ada temanku laki-laki yang  menyukaiku
Tapi aku masih takut untuk mengenal seorang laki-laki
Ibu tidak perlu khawatir tentang perasaanku
Karena aku sudah berjanji untuk mengejar cita-citaku
Tanpa gangguan apapun dan siapapun
Dalam kebimbingan seperti ini ingin sekali aku mencurahkan
Seluruh isi hatiku tenatng cerita remajaku di sekolah pada ibu
Tapi ketika aku pulang
Semua hanya cerita kosong tak bernyawa
Kembali senyum ceria ini aku tahan
Entah sampai berapa hari, bulan, atau bahkan masih bertahun-tahun
Kesepian ini begitu dekat dengan kehidupanku ibu
Seperti telah menyatu dalam aliran darahku
Pada setiap hembusan nafasku
Pada air mata yang menetes di akhir kenanganku
Aku begitu inngin bertemu denganmu ibu
Ibu,
Setiap selesai sholat lima waktu aku selalu berdoaÂ
Aku memohon pada Alloh untuk mengembalikan ibu untukku
Karena nenek sudah terlalu tua sebagai tumpuan hidupku
Bahkan untuk berjalanpun  nenek harus harus aku bantu
Bagaimana akan menjagaku siang dan malam?
Aku sendiri ibu
Aku sedih, Â aku rindu ibu
Setiap bangun tidur, aku harus menyiapkan makanan sendiri
Membersihkan rumah tua nenek seorang diri
Yang apabila hujan air masuk dari setiap sudut
Juga kalau ada angin rumah kita seperti mau terbang
Kasihan nenek bu
Harus kedinginan dalam sakitnya
Ibu,
Uang yang ibu kirimkan terakhir kali dua tahun yang lalu
Sudah habis untuk berobat nenek
Tanah pekarangan nenek juga sudah dijual sedikit demi sedikit
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari
Sementara hutang nenek  diwarung sebelah juga belum terbayar
Aku tidak tahu harus menjawab apa ketika nanti  menagihku
Aku malu pada teman-teman ibu
Aku juga malu pada para tetangga
Sebenarnya aku ingin putus sekolah
Tapi aku masi punya cita-cita yang harus aku gapai bu
Aku ingin mencari ibu, menyampaikan surat ini untuk ibu
Kalau aku bodoh karena tidak sekolah
Bagaimana aku bisa menemukan ibu?
Kata guruku, kalau aku punya keinginan
Maka aku harus menjadi orang pandai dan banyak pengalaman
Betulkan bu?
Ibu,
Aku tidak akan pernah menghentikan waktu untuk sebuah penantian ini
Sampai aku bisa berada dalam pelukan ibu
Seperti kata Iwan Fals,
"Ingin ku dekap dan menangis dipangkuanmu
sampai aku tertidur bagai masa kecilku
ibuku sayang masih terus berjalan
walau tapak kaki penuh darah penuh nanah
seperti udara kasih yang engkau berikan
tak mampu ku membalas Ibu"
Mother how are you today
I love you, I will waiting for you forever.
Blitar, 10 November 2022
Enik Rusmiati
Catatan:Â terinspirasi dari curahan hati siswa yang merindukan ibunya
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI