Mohon tunggu...
Enik Rusmiati
Enik Rusmiati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Yang membedakan kita hari ini dengan satu tahun yang akan datang adalah buku-buku yang kita baca

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Surat untuk Ibu

10 November 2022   10:11 Diperbarui: 10 November 2022   10:19 2367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu,

Sengaja aku menulis surat ini untuk ibu

Yang katanya ibu tinggal jauh dari kampung halaman

Bahkan kalau ingin bertemu dengan ibu, harus  naik pesawat terbang

Dan itu bisa berhari-hari lamanya

Beberapa  temanku, ibunya  juga pergi ke sana

Kata nenek,

Kepergian ibu untuk mencari uang yang banyak agar aku bisa sekolah sampai tinggi

Bisa membeli baju bagus, sepeda motor baru, tas model ABG

Dan masih banyak lagi, deretan kata-kata nenek, ketika aku tanya tentang ibu

Tapi entahlah,

Ibu,

Saat ini aku sudah berumur empat belas tahun,

aku sudah lulus sekolah menengah bu...

Kata  nenek ibu pergi ketika aku berumur tiga tahun

Berarti ibu meninggalkan kami sudah sebelas tahun

Selama itu pula ibu tidak pernah mengirimkan berita tentang ibu

Sejak kepergian ibu ayah sering sakit karena terlalu lelah bekerja

Sampai akhirnya Alloh harus memanggilnya

Tanpa harus menunggu ibu pulang

Saat itu nenek sedih sekali bu

Sering kali aku melihat nenek menngis di tengah malam

Mengadu pada Alloh, meminta ibu untuk pulang

Agar bisa membantuku apabila aku kesulitan mengerjakan PR

Bercerita untukku ketika aku tidak bisa tidur

Mengambilkan rapor untukku

Juga membimbingku ketika aku diterpa masalah dengan teman-temanku

Ibu,

Kata para tetangga sekarang ini aku sudah ABG

Itu artinya aku sudah remaja

Katanya pula aku ini memiliki raut wajah yang cantik

Mataku, hidungku, bibirku, postur tubuhku, bahkan cara bicaraku

Mirip sekali dengan ibu

Jadi  kalau  berada di depan kaca  aku selalu membayangkan wajah ibu

Aku yakin ibu lebih cantik dari aku

He he,  aku sering tersenyum geli melihat tingkahku ini

Oh ya bu..

Ada temanku laki-laki yang  menyukaiku

Tapi aku masih takut untuk mengenal seorang laki-laki

Ibu tidak perlu khawatir tentang perasaanku

Karena aku sudah berjanji untuk mengejar cita-citaku

Tanpa gangguan apapun dan siapapun

Dalam kebimbingan seperti ini ingin sekali aku mencurahkan

Seluruh isi hatiku tenatng cerita remajaku di sekolah pada ibu

Tapi ketika aku pulang

Semua hanya cerita kosong tak bernyawa

Kembali senyum ceria ini aku tahan

Entah sampai berapa hari, bulan, atau bahkan masih bertahun-tahun

Kesepian ini begitu dekat dengan kehidupanku ibu

Seperti telah menyatu dalam aliran darahku

Pada setiap hembusan nafasku

Pada air mata yang menetes di akhir kenanganku

Aku begitu inngin bertemu denganmu ibu

Ibu,

Setiap selesai sholat lima waktu aku selalu berdoa 

Aku memohon pada Alloh untuk mengembalikan ibu untukku

Karena nenek sudah terlalu tua sebagai tumpuan hidupku

Bahkan untuk berjalanpun  nenek harus harus aku bantu

Bagaimana akan menjagaku siang dan malam?

Aku sendiri ibu

Aku sedih,  aku rindu ibu

Setiap bangun tidur, aku harus menyiapkan makanan sendiri

Membersihkan rumah tua nenek seorang diri

Yang apabila hujan air masuk dari setiap sudut

Juga kalau ada angin rumah kita seperti mau terbang

Kasihan nenek bu

Harus kedinginan dalam sakitnya

Ibu,

Uang yang ibu kirimkan terakhir kali dua tahun yang lalu

Sudah habis untuk berobat nenek

Tanah pekarangan nenek juga sudah dijual sedikit demi sedikit

Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari

Sementara hutang nenek  diwarung sebelah juga belum terbayar

Aku tidak tahu harus menjawab apa ketika nanti  menagihku

Aku malu pada teman-teman ibu

Aku juga malu pada para tetangga

Sebenarnya aku ingin putus sekolah

Tapi aku masi punya cita-cita yang harus aku gapai bu

Aku ingin mencari ibu, menyampaikan surat ini untuk ibu

Kalau aku bodoh karena tidak sekolah

Bagaimana aku bisa menemukan ibu?

Kata guruku, kalau aku punya keinginan

Maka aku harus menjadi orang pandai dan banyak pengalaman

Betulkan bu?

Ibu,

Aku tidak akan pernah menghentikan waktu untuk sebuah penantian ini

Sampai aku bisa berada dalam pelukan ibu

Seperti kata Iwan Fals,

"Ingin ku dekap dan menangis dipangkuanmu

sampai aku tertidur bagai masa kecilku

ibuku sayang masih terus berjalan

walau tapak kaki penuh darah penuh nanah

seperti udara kasih yang engkau berikan

tak mampu ku membalas Ibu"

Mother how are you today

I love you, I will waiting for you forever.

Blitar, 10 November 2022

Enik Rusmiati

Catatan: terinspirasi dari curahan hati siswa yang merindukan ibunya

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun