Mohon tunggu...
Enik Rusmiati
Enik Rusmiati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Yang membedakan kita hari ini dengan satu tahun yang akan datang adalah buku-buku yang kita baca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sepenggal Cerita di Bulan Desember

2 Desember 2021   17:38 Diperbarui: 2 Desember 2021   17:47 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Aliexpres.com

"Izinkan aku memunguti rindu yang tercecer pada bulan Desember ini,
sampai hujan tak lagi bercumbu dengan pelangi"

Katamu setelah bulan kesebelas berlalu di ruang tunggu
Sepenggal cerita sebelum rambut kita berubah

"Tidak perlu kau jawab, biarkan cerita rinai rindu ini aku bingkai,
bacalah setelah rembulan rebah"

Jelasmu memintaku, ketika aku tergugu malu

Ada tarian guguran rindu di bening embun
Ada irama getar bersembunyi di punggung Desember
Duhai sang bulan
Benarkah rasa ini telah dipinang

Hasratku terbelenggu pada kenang yang menggenang di bulan Desember
Mengemas kabar debar
Pada jingga yang pelan-pelan melindap
Aku tersanjung menyusun jawab
Meminta Desember menjadi saksi

Cerita perihal gerimis pagi pada seruput kopi
Pada jari-jari yang mulai merintih
Pada lelah yang mulai menuai gelisah
Menyadarkan kita bahwa  Desember adalah awal kita menjaga amanah pada buah rindu kita yang pernah kau pungut dari serambi hatiku

Blitar, 2 Desember 2021
Enik Rusmiati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun