"Apa itu konjungsi dan konektif Gas, waduh lupa aku," tanya Danisa.
"Konjungsi itu kata hubung yang digunakan untuk menggabungkan dua gagasan dalam satu kalimat, sementara konektif digunakan untuk mengaitkan gagasan di antara kalimat dengan paragraf yang berbeda. Misalnya, dan, tetapi, bagaimanapun, alasan lain, mengapa, dalam hal lain, atau, pertama, kedua, akhirnya, tanpa memperhatikan, tidak semua orang setuju, sementara, meskipun, yang utama, pada akhirnya, sebab, oleh karena itu," jawab Bagas.
"Nah, dalam penggunaan konjungsi pada teks diskusi, jangan sampai salah tempat lo," Firda ikut ambil bagian.
"Maksut mu apa Fir?" tanya Bagas.
"Begini, ada pembagian konjungsi sebagai penanda waktu. Misalnya, syarat, maka gunakan jika, kalau, asal(kan), bila, manakala. Pengandaian, gunakan andaikan, seandainya, umpamanya dan sekiranya. Tujuan, gunakan agar, supaya dan biar. Kosesif, gunakan biarpun, meski(pun), sekalipun, walau(pun), sungguhpun dan kendatipun. Pemiripan, gunakan seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana dan bak. Penyebaban, gunakan sebab, karena, karenanya, karena itu, oleh sebab itu. Pengakibatan, gunakan sehingga, sampai dan maka. Penjelasan gunkan bahwa. Cara, gunakan dengan. Harapan, gunakan moga-moga, semoga, mudah-mudahan. Pengecualian, gunakan kecuali. Sedangkan urutan, pakailah lalu, terus, kemudian."
"Jangan sampai keliru, kohesi dengan koherensi itu berbeda lo," Fikal berusahan mengingatkan. "Kohesi itu keterikatan antar kata, frase, klausa, kalimat atau paragraf yang ditandai dengan kata penghubung. Sedangkan koherensi itu keterikatan kalimat karena makna yang terpaut atau mempunyai kesambungan makna antara kalimat sebelum atau sesudahnya."
"Baiklah teman-teman, sebagai bahan evaluasi, jadi apabila akan mengadakan kegiatan berarti kita harus menyiapkan segala sesuatunya secara matang ya. Selanjutnya  bagaimana rencana program kita untuk minggu depan?" Firda memandu acara diskusi ini.
"Di dalam daftar program kerja di bulan Februari tertulis, kegiatan sosial remaja yang positif mengantisipasi 'valentine's  day'," jelas Fikal.
"Ahaaa, hari kasih sayang nih ya. Aduhai, semoga ada pangeran tampan nembak aku ya, sambil menggoda Fikal," khayal  Danisa, yang sok kemayu.
Tiba-tiba, secara refleks Fikal melihat ke arah Firda. Tanpa sengaja pula Firda juga menatap mata Fikal. Keduanya beradu tatapan. Tidak ada kata-kata, tidak ada pesan yang tersurat. Namun ada aliran lembut yang tersirat memaknai sorot mata mereka.
Segera keduanya, mengalihkan pandanganya. Seperti biasa, Firda berpura-pura membenahi letak kacamata yang sudah tepat. "Tuhan rasa apa ini yang menjalari tubuhku. Kenapa tatapan Fikal membuat aliran darahku memanas. Aku tidak ingin gosip teman-teman itu akan menjadi kenyataan. Aku tidak mau mengenal cinta sebelum apa yang aku inginkan ini tercapai. Aku tidak ingin mengecewakan ibuku, yang telah membantu memperjuangkan cita-citaku sendirian. Namun seberapa kuat diri ini bertahan bila setiap hari aku bertemu dengan lelaki ini," batin Firda pedih.