Selamat! Sosok inspiratif yang Anda ceritakan terpilih untuk berangkat umroh bersama Allianz Indonesia.
Alhamdulillah, Maha Besar Allah. Merinding dan bergetar tubuh saya membaca surat elektronik dari Kumparan.com. Segera saya hubungi tokoh inspiratif yang saya tulis, dan kami menangis bersama sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah atas kemurahan rezeki yang tidak disangka ini.
Ya, itu sekelumit cerita tentang berkahnya menulis pada tahun 2020. Hobi menulis ini mulai tumbuh kembali sejak bergabung di blog Kompasiana. Saya bergabung menjadi anggota Kompasiana pada awal tahun 2019. Menjadi bagian dari keluarga besar Kompasiana ini, saya merasa tersesat di jalan yang tepat.
Syahdan, pada tahun 2018 saya mengalami krisis rohani yang lumayan berat untuk diri saya yang lemah iman ini. Inovasi yang sudah saya rancang tidak diterima oleh lingkungan tempat saya mencari sesuap nasi.
Akhirnya, saya mencoba mencari tempat untuk menyalurkan ide-ide yang sudah matang ini. Beberapa komunitas saya ikuti, namun belum menemukan sarana yang ideal untuk ide saya.
Sampai akhirnya, awal tahun 2019 saya bertemu dengan salah satu wali murid ketika saya sedang menyampaikan program sekolah tentang kegiatan menulis untuk siswa. Gayung bersambut, beliau mengenalkan saya dengan mbak Anis Hidayatie, kompasianer sekaligus Ketua Komalku Indonesia.
Melalui tangan lembut perempuan pegiat literasi ini, saya dibimbing menjadi anggota Kompasiana. Saya diikutkan menjadi anggota Komunitas  Menulis Buku (Komalku) dan Komunitas Penulis Berbalas (KPB). Melalui dua grup ini, keterampilan menulis saya diasah oleh para kompasianer senior. Saya banyak menerima ilmu kepenulisan yang sangat bermanfaat.
Hingga akhirnya, pada April 2020 di grup KPB salah salah satu anggota membagikan informasi tentang kompetisi menulis sosok inspiratif yang diadakan oleh Allianz Indonesia dan Kumparan. Membaca pengumuman ini hati saya tergerak untuk menulis sosok mbak Anis Hidayatie, karena menurut saya beliau itu perempuan perkasa yang tabah dan berjiwa sosial tinggi.
Saya merasa itulah berkah saya menulis, meski saya tidak mendapatkan apa-apa secara meteriil. Namun saya mendapatkan kebahagiaan yang luar biasa, karena saya telah ikut membantu sahabat saya merasakan kebahagiaan.
Nah, kebahagiaan pencapaian menulis saya tersebut saya jadikan alat untuk memotivasi anak-anak didik saya untuk senang berbagi ilmu dan kebahagiaan dengan menulis. Saya sampaikan kepada mereka, melalui tulisan, ilmu dan amal kita bisa bermanfaat untuk umat sepanjang masa.
Harapan saya pada tahun 2021, jelas saya tetap ingin terus menulis. Ingin menjadi guru dan ibu yang yang dipenuhi dengan limpahan kasih dan kelembutan. Hingga bisa mengantarkan anak-anak saya maupun siswa saya, menjadi insan yang shalih dan shalihah.
Untuk itu, ada enam harapan pada tahun ini, semoga ini adalah doa yang akan dikabulkan oleh Allah SWT.
Menjadi perempuan yang spesial bagi anak-anak karena mampu mempertahankan sepertiga malam untuk bermunajat pada Allah.Â
Dalam ajaran Islam dianjurkan untuk bisa beribadah pada sepertiga malam, yaitu mendirikan salat tahajud. Walaupun tidak wajib, tetapi melaksanakan salat sunah ini dapat membuat kita meraih kenikmatan di dunia maupun di akhirat.
Banyak keutamaan bila kita mau melaksanakan secara istikamah atau rutin. Pada malam yang sepi, ketika orang lain masih berlindung di balik selimut, kita bisa meminta ampunan serta keinginan dan harapan yang ingin dicapai.
Menjadi perempuan yang luar biasa, karena mampu mengubah kemarahan menjadi kesabaran.
Sabar itu mudah diucapakan, tapi sulit diterapkan. Makanya harus terus dilatih, karena sabar itu tidak ada batasnya. Seorang yang mampu mengubah benci, dendam dan rasa marah dengan senyuman yang tulus itu baru orang yang luar biasa.
Menjadi perempuan yang menjayakan lembaga tempat saya bekerja dengan mengantarkan peserta didik meraih prestasi
Saya seorang guru, melihat anak-anak didik saya berprestasi ini tentu sangat membanggakan. Sedangkan sekolah saya adalah ladang tempat saya mengais rezeki. Melihat ladang  saya tumbuh subur pasti sesuatu yang menyenangkan bagi pemiliknya. Dan saya ingin menjadi salah satu pupuk agar tumbuhan dalam ladang saya bisa tumbuh subur, hingga hasil panen melimpah ruah.
Menjadi perempuan yang membahagiakan sesama dengan mengistikamahkan sedekah setiap hari.
Imbalan sedekah yang utama jelas dapat pahala, diminta atau tidak tidak, Tuhan telah menjanjikan itu. Â Bahkan Allah akan melipatgandakan pahala bagi orang-orang yang mau berbagi kepada sesama. Sedekah tidak harus berupa uang, bisa berupa tenaga, pikiran, senyuman atau doa yang baik.
Menjadi perempuan yang hebat dengan belajar menjadi menusia yang ihlas atas apa pun pemberian Tuhan.
Ihlas dengan menerima takdir baik dan buruk itu tidak semudah berkata-kata. Bila takdir itu baik, mengenakkan, pasti ihlas, bahkan ingin bertambah. Namun bila keputusan Allah itu menyedihkan, sakit, nah, inilah sebuah perjuangan bagaiman bisa mengambil hikmah dan manfaat dari takdir ini.
Menjadi perempuan super yang selalu bisa menginspirasi orang lain untuk melakukan kebaikan.
Menjadi manusia yang selalu mendapat rasa bahwa dirinya diapresiasi orang lain adalah suatu kebutuhan. Untuk mendapatkan itu semua tentu harus bisa menginspirasi orang lain. Diantaranya harus bisa menjadi contoh yang baik. Peduli dengan kebutuhan dan kesulitan orang lain. Selalu menjadi manusia yang menyenangkan dalam kondisi apa pun karena hadirnya selalu memberi efek baik dan bermanfaat.
Inilah renungan saya pada tahun 2020 dan harapanku ke depan tahun 2021. Menjadi orang baik itu memang tidak mudah, namun bukan berarti tidak bisa. Dengan ihtiar dan memasrahkan sepenuhnya kepada kekuasaan Allah, karena hanya Allah lah yang bisa membolak balikkan hati manusia.
Blitar, 6 Januari 2020
Enik Rusmiati
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI