Mohon tunggu...
Enik Rusmiati
Enik Rusmiati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Yang membedakan kita hari ini dengan satu tahun yang akan datang adalah buku-buku yang kita baca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Rindu Desaku

5 Mei 2020   21:15 Diperbarui: 5 Mei 2020   21:13 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana desaku di Ambulu Jember--dokpri

Desaku...
Pertiwiku...
Bumi lahirku...

Meski aku telah membunbung tinggi menembus awan dan cakrawala, mengejar camar, menyulam ribuan mimpi di antara dua fajar...

Namun, aku tetap akan kembali, untuk mengingatmu ketika aku harus berkejaran karena burung tangkapanku diambil teman mainku.

Aku akan tetap kembali mengingatmu ketika bapak dan emakku dengan sabar menungguku  yang selalu pergi menghilang, saat mentari terbit menembus hutan belantara hanya untuk mengumpulkan ranting dan dahan jati serta segenggam ciplukan.

Aku akan tetap kembali mengingatmu ketika aku memimpin teman-temanku berlomba menemukan udang dan kepiting di balik cadas sungai belakang rumahku.

Aku akan tetap kembali untuk mengingat  pesan bapakku untuk selalu menyiram sayur bayam, kangkung, singkong, kacang panjang di halaman rumahku.

Dan aku pasti merindukkan sahabat kelerengku yang setiap pagi memanggilku dengan bersembunyi di balik Pagar luntas depan rumahku, hanya karena takut tidak dapat izin bapakku

Dan aku pasti kembali, setelah wabah ini berlalu, karana aku ada karena bumi pertiwiku.

Blitar, 5 Mei 2020
Enik Rusmiati

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun