/1/
Sabda Alam
Melalui hujan, alam mengajarkan tanah subur, bunga semerbak mewangi menabar kasih. Segala yang tumbuh menjadi bermekaran dalam kerumunan lebah.
/2/
Melalui pandemi, alam mengajarkan pada para pemilik hati suci, bahwa  cinta itu harus dibersamai dengan waktu, sampai sayap itu mengepak di pundak-pundak lugu, lalu terbang memenangkan rasa ihlas.
/3/
Anak berkata
Terima kasih pada air mata alam, karena hadirnya, entah sudah berapa putaran matahari tidak pernah merasakan hangatnya mentari. Namun kini, tiap pagi selalu bisa menikmati senyum manis, melihat tatapan mata yang teduh, merasakan belaian lembut tangan perkasa dan mendengarkan lantunan ayat suci pada lima waktu sang ayah.
/4/
Terima kasih pada keluh alam, dibalik deritanya ia bisa menjadi cindrelela yang menari di singgasana kerajaan dongeng bersama ibu peri yang menjaganya dalam gulita.
/5/
Apakah salah bila ia berharap, bahwa ia tak ingin menghentikan waktu untuk sebuah ketulusan kasih dua hati yang selalu dirinduinya.
Blitar, 26 Maret 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H