Mohon tunggu...
Enik Rusmiati
Enik Rusmiati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Yang membedakan kita hari ini dengan satu tahun yang akan datang adalah buku-buku yang kita baca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Air Mata Rembulan

24 Maret 2020   09:34 Diperbarui: 24 Maret 2020   09:36 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi ini, matahari memberikan cahayanya di singgasana cakrawala

Daun-daun rambutan menyunggingkan senyum

Karena sebentar lagi putiknya akan segera berbunga

Menumbuhkan ranum buah yang terbungkus

Namun,  awan yang besanding tahta dengan terik mentari

Redup menyimpan selaksa berita dari setiap sudut kota

Bahwa hujan bukan lagi menjadi puisi cinta bagi para pujangga

Temaram jingga pada tubuh senja juga tidak lagi menjadi pemuja

Bagi para wanita yang menggelar rindu pada belahan hati

Pelangi pun sudah kehilangan warna merah kuning dan hijau

Terhapus dalam ingatan cerita balita yang mengharap

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun