Mohon tunggu...
Enik Rusmiati
Enik Rusmiati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Yang membedakan kita hari ini dengan satu tahun yang akan datang adalah buku-buku yang kita baca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ibu, Berhentilah Mengeluh, Masih Satu Minggu Lagi

22 Maret 2020   11:05 Diperbarui: 22 Maret 2020   12:08 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pekerjaan seorang ibu merupakan aktivitas yang menakjubkan. Bayangkan, ibu harus bangun sebelum penghuni semua terbangun dan tidur lagi setelah semua terlelap. Bisa kita rasakan bila sosok ibu "roboh", maka yang terjadi mobilitas rumah tangga menjadi tidak stabil dan masing-masing anggota keluarga akan mencari pemenuhan kehidupan sendiri-sendiri.

Seorang  ibu harus kuat terhadap kerepotan keluarga, rasa sakit, kesulitan ekonomi, kesedihan dan hal-hal baik maupun buruk yang menimpa anak-anaknya. Seorang ibu harus selalu siaga di garda depan dalam menghadapi kesulitan anak. Ibu yang kuat lahir dan batinnya, maka akan terbentuk keluarga yang harmanonis. Keluarga harmonis inilah merupakan pondasi kuat menuju negara yang kuat pula.

Ibu harus Tetap Prioritaskan Keluarga

Krisis finansial kadang mengharuskan seorang ibu harus bekerja di luar rumah. Kebutuhan ekonomi yang melambung serta meningkatnya kebutuhan keluarga menyebabkan ibu harus membantu mencari penghasilan tambahan. Tentu hal ini akan mengurangi hak anak akan waktu yang seharusnya untuk mereka.

Bila ini memang harus terjadi, tetap prioritaskan anak dan keluarga. Pekerjaan  memang penting, namun kebutuhan anak jauh lebih penting. Bila waktu ibu sudah banyak di luar rumah, hal-hal yang tidak penting di rumah, dan tidak berhubungan dengan anak sebaiknya tidak dilakukan. Seperti menonton televisi, bermedia sosial, ngrumpi dengan tetangga, atau belanja di mall dalam waktu yang cukup lama. Gunakan siswa waktu yang ada untuk keluarga.

Sedangkan untuk pekerjaan rumah tangga, bila itu mengganggu kesehatan tubuh, sebaiknya berbagi dengan asisten rumah tangga, agar tubuh sehat ibu bisa untuk bersandar buah hati. karena bagaimanapun rasa lelah itu akan mempengaruhi kondisi hati ibu. Berikan sisa waktu dari pekerjaan ibu di luar, untuk anak-anak.

Yang terakhir,  ibu tetap harus menjadi sosok yang sabar dan tabah menghadapi keluhan anak-anak. Karena di tangan dan petuah sosok ibu lah yang paling utama, guru-guru di sekolah hanyalah membimbing dan mengarahkan mereka menjadi anak-anak sholih dan sholiha. Doa tulus dari seorang ibu akan mampu menjadi jalur cepat dalam mengantarkan anak-anak ini menuju kebahagiaan dunia dan akhiratnya.

Makanya ibu, berhentilah mengeluh ya, karena keluhan itu tidak akan memberikan solusi bagi mereka, justru memberikan beban berat pada setiap langkah-langkahnya menuju kebaikan. Semoga kita adalah sosok ibu-ibu pilihan dalam menjalankan kekholifahan sehari-hari sebagai hamba Allah. Amin.

Blitar, 22 Maret 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun