Mohon tunggu...
Enik Rusmiati
Enik Rusmiati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Yang membedakan kita hari ini dengan satu tahun yang akan datang adalah buku-buku yang kita baca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ibu, Berhentilah Mengeluh, Masih Satu Minggu Lagi

22 Maret 2020   11:05 Diperbarui: 22 Maret 2020   12:08 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Aduuhhh, ampun, badan ini rasanya capek sekali, tadi malam tidur pukul duabelas, pukul dua harus bangun, bersiap-siap berangkat ke pasar."

"Ada acara apa di rumah."

"Tidak ada, setiap hari harus bantu anak-anak mengerjakan tugasnya. Siang hari mereka tidak mau mengerjakan sendiri, nunggu ibunya pulang. Kau tahu sendirikan, kita sebagai pekerja pasar, berangkat pagi pulang petang, masih dibebani tugas sekolah anak-anak, rasanya "budrek" otak ini."

"Sabar Yu, ini masih satu minggu lo, jaga kesehatan. Jangan sampai nanti penyakit darah tinggimu kambuh."

Tadi pagi ketika belanja di pasar, saya benar-benar mendengar sendiri ibu-ibu penjual di pasar tradisional mengeluhkan tentang anak-anaknya yang selama dua pekan belajar di rumah. Ternyata keluahan emak-emak ini benar adanya, karena akhir-akhir ini saya hanya membaca plesetan dan candaan di status media sosial.

Memang, menjadi ibu itu tidak mudah, makanya dalam agama Islam menempatkan wanita (ibu) pada derajat paling tinggi. Sehingga Tuhan meletakkan surga di telapak kaki seorang ibu. Karena sosok ibu merupakan sosok wanita yang mulia di mata Allah, yang dalam ridhanya ada surga bagi anak-anaknya.

Ibu harus Tetap Lembut

Tuhan menciptakan wanita dengan sifat dasar lemah lembut. Bahkan ketika masih gadis pun, wanita pasti mempunyai sifat lembut, sensitif, peka terhadap peristiwa di ligkungan. Meski kadang kelembutan ini menipis karena telah dikuasai oleh nafsu duniawi.

Menghadapi masalah anak-anak yang dikarantina di rumah selama dua pekan, jelas mau tidak mau ini adalah masalah ibu juga. Keadaan ini menjadikan sosok ibu berubah menjadi pengasuh sekaligus harus menjadi guru profesional dalam rumah tangga. Pekerjaan yang bertambah pasti akan meningkatkan rasa capek, lelah dan stress. Namun jangan jadikan alasan untuk diperbolehkan berkata kasar kepada anak, bahkan sampai memukul. Tetaplah lemah lembut dalam berkata-kata  dan bersikap agar anak menjadi betah tinggal di rumah.

Seorang ibu yang telah diberikan naluri keibuan ini, pasti akan memberikan yang terbaik untuk buah hatinya. Semua yang dilakukan ibu di rumah, niatkan bahwa ini perintah Allah, dan semua hal yang baik pasti akan berbuah baik pula, kita tinggal menunggu kapan amal yang ditanam itu berbuah.

Ibu harus Tetap Kuat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun