Malam mulai larut
Deru bising motor membelah sunyi
Wanita tua itu masih bergelut peluh bersama gadis kecil
Menyusuri trotoar penuh pekat debu
Mengharap ada sepasang cinta berkenan singgah pada telapak tangannya yang lusuh
Dalam nanar tatapnya wanita tua itu bercerita pada gadis kecil
Tentang hidup yang harus diperjuangkan
Untuk temukan bongkahan harap yang terbungkus dalam mimpi
Meski dingin tanpa pamrih menyelimutinya
Namun malam tetap saja berlalu tanpa memujanya
Gadis kecil tanpa alas kaki menembus dingin
Mengenyam asa di kesunyian malam
Menunggu receh pada setiap jawaban doa
Yang di mohonkan pada pemilik gulita
Karena malam ini ia masih ingin dimiliki bumi
Seperti keyakinannya tentang terik besuk pasti akan membakarnya lagi
Bersandar gadis kecil itu pada dinding gelap
Menatap remang dalam ilusi yang sudah lama menghuni relungnya
Bersama lelah ia hamparkan sekeping duka yang mendera
Mencoba hilangkan pilu haru biru
Sebelum beranjak dari malam
Gadis kecil menatap wanita tua disampingnya sembari bertanya
"Apakah esok hari matahari masih tersenyum untukku ibu."
Blitar, 20 Oktober 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H