Menumbuhkan Kebersamaan Antar Warga
Untuk mewujudkan sebuah penampilan yang spektakuler, tentu tidak bisa instan. Perlu proses latihan bersama. Warga tidak keberatan memberikan iuran untuk kostum dan atribut. Warga rela mengeluarkan uang untuk pinjam atau beli  kostum. Warga juga rela mengorbankan waktu untuk istirahat disela-sela bekerja untuk berkumpul dan latihan bersama. Bahkan ada yang latihan menari "Dewi Sri" sampai pukul 11 malam.
Atraksi-atraksi yang ditampilkan oleh warga, tidak akan berhasil tanpa kekompakan dan kebersamaan. Sebuah kebersamaan tidak akan terwujud tanpa ada kerelaan terhadap desanya. Rasa cinta terhadap kebudayaan inilah yang menjadi kekuatan terwujudnya kirab budaya ini.
Menumbuhkan Perekonomian Lokal
Kirab ini dilakukan dengan berjalan sepanjang kurang lebih lima kilo meter mengitari desa. Sebagian besar penduduk "tumplek", berduyun-duyun menuju jalan yang menjadi rute dilewatinya kirab ini.
Seperti biasa, bila ada tontonan pasti banyak pedagang makanan maupun mainan. Sepanjang jalan dilaluinya kirab ini memang banyak penjual makanan, seperti cilok, es dawet, kacang rebus, aneka gorengan, dan snack ringan. Otomatis dengan adanya kirab budaya ini juga bisa mendongkrak perekonomian masyarakat kelas bawah.
Melalui kegiatan-kegiatan seperti ini, diharapkan akan bisa ikut andil mempertahankan budaya nasional dan mempererat persatuan dan kesatuan bangsa.
Blitar, 11 September 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H