Hari ini, 1 September 2019 merupaka awal tahun  baru Islam 1441 H, yang masuk ke dalam bulan Muharam. Bulan Muharam merupakan bulan pertama dalam kalender Hijriah yang dihitung berdasarkan evolusi bulan. Bulan Muharam memiliki keutamaan yang besar. Nabi Muhammad SAW menyebut bulan Muharam sebagai Syahrullah atau berarti Bulan Allah.
Secara harfiyah Muharam memiliki makna "terlarang". Dalam bulan ini Allah melarang umat  Islam  berbuat keburukan, kerusakan, dan terlibat dalam bentuk kekerasan. Dan Allah menganjurkan untuk memperbanyak berbuat baik, bahkan akan melipatgandakan pahala bagi orang-orang yang berbuat kebaikan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al Quran surat At Taubah ayat 36.
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah 12 bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya  empat bulan haram (suci). Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu".
Empat bulan suci yang dimaksud, menurut hadits riwayat  sahih Bukhari itu adalah Dzulqa'dah, Dzulhijah, Muharam, dan Rajab."
Momen memasuki Tahun Baru Islam merupakan saat yang tepat untuk bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan dan introkspeksi terhadap semua prilaku diri kita kepada alam, lingkungan dan masyarakat. Saatnya mengevaluasi diri, kemanakah tujuan hidup kita? kebahagiaan dunia atau kebahagiaan akhirat?
Hijrah dari Sibuk Mengoreksi Orang lain, Menjadi Keberanian Mengevaluasi Diri Sendiri
Sebenarnya penghambat kesuksesan diri kita dan sumber masalah dalam hidup kita terbesar adalah karena kita terlalu fokus pada masalah orang lain. Sibuk menelaah dan mencari-cari kekurangan orang lain, hingga akhirnya lupa dengan keburukan diri sendiri.
Karena orang yang selalu disibukkan dengan menilai keburukan orang lain, maka dirinya akan sibuk pula untuk memperbaiki 'topengnya'. Akan selalu repot menjaga image (jaim) yaitu usaha menyembunyikan sikap atau pribadi yang sebenarnya, dengan mengharapkan orang lain menganggap bahwa dirinya adalah pribadi yang baik, tenang, hebat dan berwibawa.
Berbeda dengan orang yang mempunyai keberanian untuk mengevaluasi diri sendiri, ia akan sibuk dengan memperbaiki hati dan amal ibadahnya sehari-hari. Selalu berjiwa terbuka untuk menerima kritikan, saran dan pendapat untuk kebaikan dirinya. Tidak menuntut, namun selalu mengerahkan hati dan pikiriannya untuk menerima penilaian orang lain.
Misal, tidak hanya masalah politik, sosial dan pemerintahan, pun dalam rumah tangga, kita harus berani menyibukkan diri melihat kekurangan kita. Sebagai orang tua sudahkah menjadi orang tua yang baik buat anak-anak kita, mendidik dan memberi tauladan sesuai dengan ajaran Islam? Sebaliknya sebagi anak sudahkah kita berbakti dan menjalankan perintah Allah dan meraih ridhonya?
Sebagai pemimpin sudahkah kita menjadi pemimpin yang meneladani kepemimpinan Rosulullah SAW? Yang senantiasa mengedepankan akhlak mulia, memiliki rasa empati, mengedepankan keteladanan atau uswatun hasanah dan mengutamakan kebersamaan.Â
Sebaliknya sebagai bawahan, sudahkan kita menjalakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab kita dengan ihlas? Bekerja karena Allah bukan karena asal bapak senang?
Keberanian mengevaluasi diri sendiri secara teori memang mudah, namun membutuhkan perjuangan yang luar biasa dalam menerapkannya di kehidupan sehari-hari. Marilah diawal tahun baru Islam ini, kita hijrah, berusaha untuk berubah menjadi pribadi yang di sukai Allah, dan menjahui apa yang dibenci Allah SWT.
Dari pribadi yang pinter menggemgam menjadi senang berbagi, dari pemarah menjadi lembut, dari malas menjadi rajin, dari keras kepala menjadi lunak, dari suka mencela menjadi bersyukur, dari suka menuntut menjadi ihlas, dari suka mengulur-ulur waktu menjadi disiplin, dari angkuh menjadi ramah, dari sombong menjadi rendah hati, dari tidak peduli menjadi empati, dari egois menjadi suka membantu sesama, dari arogan menjadi sopan, dari suka menghina menjadi suka menghargai orang lain dan sifat-sifat lain yang ada dalam diri kita.
Demikian, semoga di Tahun Baru Islam 1441 Hijriah ini kita bisa menjadi insan kamil yang disukai Allah SWT, Amin.
Blitar, 1 September 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H