Tanpa disadari, dalam menjalankan aktivitas hidup sehari-hari kita sering menghakimi seseorang. Misalnya saja dalam memandang cara orang lain bermasyarakat, Â "Seharusnya si A bisa bergaul dengan orang lain, jangan ngurung diri di rumah terus, kayak gak kenal orang saja," atau sebaliknya, Â "Mestinya jadi orang itu jangan bergaul berlebihan, ngobrol sana, ngobrol sini, sampai-sampai rumahnya tidak pernah di huni." Dan masih banyak lagi komentar-komentar yang menuntut orang lain itu sesuai dengan kehendak kita.
Padahal, sebenarnya apa yang dilakukan orang yang kita komentari itu tidak merugikan kita sama sekali lo. Kita juga tidak kehilangan apa pun. Lalu mengapa kita masih saja selalu sibuk dengan sifat orang lain?
Berikut ini beberapa cara agar kita bisa memahami orang lain:
Pahami Setiap Orang Punya Karakter yang Berbeda
Jelas, setiap manusia di dunia ini mempunyai karakter yang berbeda-beda. Bahkan anak yang dilahirkan kembar pun mempunyai sifat yang berbeda. Bayangkan, bila manusia karakternya sama, pasti laju kehidupan ini tidak akan bisa jalan.
Misalnya saja dalam menerima suatu masalah, pasti reaksi masing-masing orang itu berbeda. Si A bila dapat masalah selalu berdiam di kamar, menangis, meratapi sedihnya. Kalau si B langsung histeris, nangis kencang, setiap orang dijadikan tempat curahan hatinya. Sementara si C frontal, tidak sabar, terang-terangan. Beda lagi dengan si D, temperamental, sensitif mudah tersinggung. Dan masih banyak lagi cara seseorang dalam menghadapi suatu masalah.
Perbedaan karakter ini pasti karena dipengaruhi oleh banyak faktor. Baik itu dari dalam maupun dari luar diri seseorang. Jadi setiap karakter itu tidak serta merta muncul dengan sendirinya. Ada beberapa sebab yang melatarbelakanginya.
Pahami, Setiap Perbuatan Seseorang Pasti Punya Alasan
Tidak ada satu pun perbuatan manusia itu yang tanpa tujuan. Setiap keputusan yang diambil seseoran itu pasti punya alasan. Si A suka sendiri, karena dengan sendiri dia bisa produktif menghasilkan karya. Si B hobi sekali bercengkerama, karena agar bisa melupakan kesepianya. Si C selalu diam, karena menurutnya dengan diam akan menjauhkan dari masalah.
Nah, terkadang kita lupa bahwa setiap orang itu punya cara sendiri untuk mencapai tujuanya, melepaskan hasratnya. Namun, kita menuntut seperti cara kita. Kalau tidak sesuai dengan ingin kita, dengan mudah dikatakan tidak bisa bersosial, egois, dan sebagainya.
Pahami, Apakah Perbuatan Orang itu Merugikan Kita?
Sikap yang paling mudah itu adalah mengomentari orang lain. Karena tidak perlu modal dan tenaga besar. Namun akibatnya sungguh sangat besar. Bisa menimbulkan sakit hati dan dendam.
Makanya sebelum kita menilai orang lain, sadari dengan sepenuh hati bahwa apakah perbuatan orang tersebut membuat kita rugi? Baik subtansial maupun psikis kita. Kalau tidak, maka tidak seharusnya kita menghakimi orang tersebut sekehendak hati kita. Apalagi mengharuskan seperti diri kita.
Pahami, Bahwa Orang Lain tidak Bisa Kita Paksa untuk Paham Kita
Pepatah Jawa mengatakan, "Ojo rumongso iso, tapi iso'o ngrumangsani". Artinya jangan merasa bisa, tetapi harus bisa merasakan. Jangan merasa diri kita yang paling bisa, paling benar, tetapi harus bisa menyadari bahwa masih banyak orang-orang di sekitar kita yang lebih bisa dari kita.
Perasaan merasa paling benar akan menimbuhkan sifat selalu meremehkan orang lain. Pikiran yang melihat perbuatan orang lain buruk membuat diri kita menjadi lemah. Karena merasa sudah sempurna tidak perlu ide dan pendapat orang lain.
Ayolah, mulai belajar memahami orang lain. Jangan paksa orang orang lain memahami kita. Karena setiap manusia diciptakan dalam perbedaan, agar kita mempelajarinya untuk dijadikan ilmu.
Blitar, 27 Agustus 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H