Mohon tunggu...
Enik Rusmiati
Enik Rusmiati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Yang membedakan kita hari ini dengan satu tahun yang akan datang adalah buku-buku yang kita baca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tuan, Pahami Kami

24 Agustus 2019   17:31 Diperbarui: 24 Agustus 2019   18:04 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tuan,
Di sekolah, kami diajarkan bagaimana menyapa dan merawat tanaman
Tapi mengapa kami masih melihat pohon tumbang dan terbakar,  tumbuhan berteriak dalam kepunahan.

Kami diajarkan menyayangi makhluk, tapi mengapa masih sering kami dengar binatang-binatang yang sekarat tak terhitung jumlahnya, ikan-ikan penuh plastik tergelatak di bibir samudera.

Tuan,
Di surau, kami diminta menjaga lidah, mata, dan telinga. Tapi mengapa masih saja kami dengar ledakan suara dan gelombang, hingga panasnya menggetarkan atap rumah kami.

Kami juga di ajak untuk menyimpan dan menabung rasa senang kami, tapi mengapa tuan menghambur dan melempar suka pada dinding-dinding fatamorgana

Tuan,
Meski saat ini engkau berada di kerajaan cakrawala, tapi kami tetap yakin, tuan adalah cermin dari anak-anak yang ingin punya mimpi untuk dunia masa depan tempat kami tinggal.

Tuan,
Pahami kami dengan hatimu, bukan dengan huruf di buku-bukumu

Blitar, 24 Agustus 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun