Mohon tunggu...
Enik Rusmiati
Enik Rusmiati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Yang membedakan kita hari ini dengan satu tahun yang akan datang adalah buku-buku yang kita baca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Negeriku

27 Juli 2019   20:25 Diperbarui: 27 Juli 2019   20:27 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai bintang,
apakah dinegerimu sama dengan di negeriku
Selalu berebut asap
aroma bunga-bunga kasturi,
namun bersembunyi layaknya banar
yang ketakutan tatkala batang-batang pohon meminta pertanggungjawaban.

Hai bintang,
apakah orang-orang di negerimu
suka sekali memamerkan gigi-gigi palsunya,
namun berlari ketakutan
ketika seekor tikus atau kecoa menyentuh telapak kakinya.

Katakan padaku,
apakah di negerimu juga banyak yang menyenandungkan syair puja dan puji
setelah membuat sang penciptanya
tertidur pulas di atas manuskripnya.

Di negeriku
banyak sekali pentas-pentas liar di gelar,
perempuan cantik-cantik
berpose di pinggir jalan dengan wajah manis
namun punggungnya penuh darah,
dan para lelaki
menjadi penghamba keinginan

Hai bintang,
aku ingin bermimpi berada di negerimu
semalam saja, kalau boleh

Blitar, 27 Juli 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun