Janganlah bermurung di ujung malam senjaku, mari nikmati cerita sunyi yang berserakan di atas kabin meski dengan menutur tanpa imajinasi, berlagu tanpa intonasi, menari tanpa naluri.
Tetaplah dalam asamu senjaku
Tetaplah dalam damai warnamu
Tetaplah dalam kiasan kata-katamu yang menuai makna
Meski peluh itu pilu, dan perdu itu tetap dalam keangkuhanya
Namun nyanyian sriti masih jelas merdunya
Bertahanlah dalam janjimu, karena esok kau harus mengantarkanya pada fajar.
Biarkan aku menjadi melodi pada setiap juangmu senjaku
Karena warnamu, kelopak mawar itu tampak indah
Karena jinggamu juga air laut itu bertahta
Karena redupmulah lolongan itu berhenti
Tetaplah dalam nadamu senjaku
Karena aku akan ada dalam kidung lelahmu.
Sambutlah pagi wahai senjaku, sambutlah kicauan kenari dan tarian punai, tangkaplah senyum manisku yang akan mengiringi langkahmu.
Blitar, 13 Mei 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H