Dulu aku mengenal buka bersama, sahur bersama dan shalat terawih di surau sangat sederhana, tanpa pengeras suara, tanpa pendingin ruangan, tanpa lantai keramik, tanpa wifi juga tanpa bising motor.
Buka bersama di atas setangkai daun pisang hasil olahan kesetiaan sahabat dalam ilmu, hasil memetik ranum daun hijau di halaman surau.
Bangun sahur bersama, tanpa alarm handpone, tanpa sirine, dan tanpa teriakan. Cukup ketukan pintu dari maha guruku, kami akan merasa malu .
Guruku bukan lulusan sebuah pondok pesantren modern, bukan lulusan universitas ternama, namun teladannya senantiasa menjadi tulisan yang selalu kubaca dalam panutan langkahku mengurai hidup.
Ramadan ini, aku ingin pulang ke kampung halamanku, menyusuri jejak ilmu hakiki yang hanya harap ilahi robbi.
Blitar, 8 April 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H