Mohon tunggu...
HERAWATI YUSUF
HERAWATI YUSUF Mohon Tunggu... -

Assalamualaikum, saya berasal dari sinjai Selatan, kabupaten sinjai. saat ini saya Belajar di Universitas Fajar Makassar jurusan Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Etnografi ala Koentjaraningrat

6 April 2016   10:33 Diperbarui: 6 April 2016   10:52 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Telah saya singgung sebelumnya ya teman, saya akan lanjut pembahasan tentang antropologi. Nah, antropologi kali ini akan membahas tentang etnografi ala Koentjaraningrat.

Pada pertemuan kali ini kebetulan kelompok saya yang membawakan materi ini. Telah kita singgung sebelumnya bahwa, etnografi adalah sebuah karangan yang berisi kebudyaan suatu bangsa.

Karena banyaknya suku besar yang berisi puluhan, hingga ratusan, dan jutaan penduduk, maka seorang antropologi mengambil penelitian hanya untuk suku yang jumlah masyarakatnya dapat didiskripsikan secara keseluruhan.

Anggaplah seorang antropologi menulis tentang suku bugis, maka seorang antropologi tersebut harus menggunakan tulisan para prehistori yang pernah menggali dan menganalisis benda-benda suku bugis tersebut. Selain itu, seorang antropologi juga harus meneliti tentang asal mula suku bugis, yang mana hal itu bisa ditemukan di dalam prehistori dalam daerah suku bugis atau Sulawesi selatan.

Langkah selanjutnya adalah seorang antropologi harus menjelaskan lokasi penyebaran suku bugis tersebut. Hal ini merupakan hal pokok dalam penggambaran etnografi. Dalam sebuah karangan etnografi, penggambaran tentang karakteristik bahasa yang digunakan suku Bugis juga sangat penting, hal ini disebabkan karena banyaknya bahasa yang digunakan di setiap suku utamanya bahasa Indonesia. Penjelasan ini merupakan bagian kecil dari kerangka etnografi.

Nah, kita lanjut pada poin kerangka etnografi selanjutnya yaitu system teknologi hingga kesenian. Dari system teknologi hingga kesenian para antropologi hanya membahas alat-alat yang sangat tradisional. Namanya, juga  masa lampau ya pastilah alat-alat yang dipakai masih sederhana.

Salah satu contoh system teknologi tradisonal yang digunakan oleh orang-orang dahulu adalah alat-alat produksi yang digunakan masih sangat sederhana. Misalnya batu yang dipakai untuk menumbuk beras hingga menjadi terigu, alat-alat tenun, penggunaan kayu untuk memasak. Dari gambaran tersebut tentulah sangat berbeda dengan zaman modern saat ini. Beras yang dulunya ditumbuk sekarang ini hanya di pabrik, alat-alat tenun mulai menghilang dan digantikan dengan mesin jahit, dan bahkan kayu bakar yang dulunya dipakai untuk memasak kini mulai ditinggalkan oleh orang kota. Namun, sebagian dari mereka masih banyak yang menggunakannya. Contohnya saja di daerah pedesaan.

Cara berburu dan meramu, beternak, bercocok tanam di ladang, menangkap ikan, bercocok tanam menetap dengan irigasi sangatlah memiliki perbedaan yang sangat jauh dengan zaman sekarang. Ini karena cara mereka yang masih sederhana. Namun, dengan demikian dalam beternak sampai sekarang masih ada dalam masyarakat modern. Penjelasan tentang termasuk dalam system mata pencaharian mereka.

Mari kita beralih ke organisasi sosial, dimana kesatuan sosial mereka yang paling akrab adalah hubungan kekerabatan, yaitu keluarga inti yang dekat dengan mereka seperti anak, sepupu, kemanakan, hingga pada cucu cicit mereka. Namun, dengan berkembangnya industrialisasi, hubungan kekerabatan mereka yang sebelumnya sangat penting kini mulai berkurang dan sudah di atur oleh adat-istiadat mereka.

Pada system pengetahuan mereka mengenal alam sekitarnya misalnya pengetahuan tentang musim, gejala alam dan sebagainya. Pengetahuan tentang alam seperti fauna merupakan pengetahuan dasar mereka yang hidup dari berburu atau perikanan.

Adapun dalam system religinya, seorang antropologi membagi menjadi 2 pokok pembahasan yaitu system religi dan system ilmu gaib. Di dalam system relegi mereka membahas upacara keagamaan. Upacara-upacara itu sendiri memiliki beberapa unsur seperti bersaji, berkorban, berdoa, dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun