Mohon tunggu...
Djoel
Djoel Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bekas mahasiswa.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Yang Tak Terpisahkan dari Prabowo

27 Mei 2014   23:31 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:03 930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kompas.com/tribunnews.com - Palomo, kuda kesayangan Prabowo

[caption id="" align="aligncenter" width="620" caption="tempo.co - Prabowo Subianto bersama kudanya di kawasan Sentul - Aditia Noviansyah"][/caption]

Sebagai seorang rakyat jelata yang tidak melata, tentu saya ingin mengetahui lebih jauh tentang calon presiden RI untuk pilpres 2014. Selain wajib mencari tahu tentang visi, misi, dan program kerja dari kedua Capres-Cawapres... setiap warga negara Indonesia, termasuk saya, berhak mengetahui hobi dan kesenangan dari calon pemimpinnya juga, terpilih atau tidak nantinya.

Apalagi belakangan ini, saya bosan dengan isu kampanye hitam untuk kedua capres, sekarang saya lebih tertarik membahas soal kesukaan atau kesenangan para capres saja, terutama kesukaan Prabowo, hobinya, dan kudanya... Di lain waktu, mungkin saya akan membahas hobi Jokowi, itu juga kalau ada ya. Sampai sekarang hobi Jokowi yang paling kelihatan itu jalan kaki atau naik sepeda onthel, blusukan.

Meskipun sampai sekarang, saya tetap tidak mengetahui hobinya Pak SBY, yang saya tahu malah hobinya Ibu Negara Ani Yudhoyono, yaitu fotografi. Who knows... ternyata hobi Pak SBY sama dengan saya... nonton film sambil ketawa.

---

Hobi Prabowo

Kemarin saya membaca dua beritadari Kompas.com yang bersumber dari Tribunnews.com, yang pertama adalah berita tentang kuda kesayangan Prabowo di antara seratusan kuda lainnya, yang kedua adalah berita tentang Prabowo yang melangsungkan acara doa bersama anak yatim...

Setelah dibaca-baca, ternyata kedua berita itu memiliki kesamaan, yaitu soal tempat berlangsungnya acara doa bersama anak yatim dengan tempat Prabowo merawat dan memelihara seratusan kudanya... di Nusantara Polo Club (NPC), Jagorawi Golf & Country Club, Bogor.

Selanjutnya, saya ngintip-ngintip Mbah Google... ternyata NPC ini dibangun oleh Prabowo dan Hasyim S. Djojohadikusumo, pada tahun 2005. Hari ini, selain menjadi pemilik dari NPC, Prabowo juga menjabat sebagai pembina dan Hashim S. Djojohadikusumo sebagai chairman NPC.

Foto-foto NPC...

[caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="nusantara-polo.com/wikipedia.com - Lapangan Berkuda dan Polo di NPC, Jagorawi"]

nusantara-polo.com/wikipedia.com - Lapangan Berkuda dan Polo di NPC, Jagorawi
nusantara-polo.com/wikipedia.com - Lapangan Berkuda dan Polo di NPC, Jagorawi
[/caption] [caption id="attachment_308681" align="aligncenter" width="559" caption="nusantara-polo.com - salah satu view di NPC Jagorawi"]
1401179792287872345
1401179792287872345
[/caption]

Selain memfasilitasi penggemar olah raga polo, NPC ini juga disewakan untuk kebutuhan berbagai acara, seperti shooting program televisi, acara pernikahan dan foto-foto pre-wedding... biaya sewa serta layanan untuk fotografi sekitar Rp 2.5 juta, untuk video Rp 5 juta, itu sudah termasuk sewa kuda dan perlengkapannya selama 1 jam. Selanjutnya, jika ingin menambah jam sewa, ada biaya tambahan sebesar Rp 350 ribu per jam.

(Sumber: http://nusantara-polo.com)

Semenjak kampanye Partai Gerindra di Pileg 9 April 2014, berita tentang Prabowo dan kudanya itu selalu menarik perhatian... Ternyata kegemaran dan kecintaan Prabowo dengan hewan mamalia ini bukanlah hal yang baru.

Dengan banyaknya kuda yang dimiliki dan tempat olah raga polo yang dibangun oleh Prabowo sejak lama, sudah pasti hobi yang dimilikinya adalah berkuda... tidak mungkin hobinya itu Karapan Sapi.

Lalu, kabarnya Prabowo melakukan kegiatan berkuda dengan jadwal seminggu 4 kali di NPC, apabila tidak sedang sibuk urusan politik... Dan menurut pegawainya, Prabowo memang tidak aktif bermain polo, tapi suka memukul-mukul bola polo di lapangan.

Di luar dari berkuda dan memukul bola polo, Prabowo juga mendukung kemajuan olah raga polo di Indonesia. Polo memang bukan berasal dari Indonesia, karena salah satu yang berasal dari kebudayaan Indonesia itu yah olah raga Karapan Sapi... kalau mau yang lebih tradisional lagi (Indonesia banget), kita bisa melirik tarian daerah, Kuda Lumping…

Intinya, polo itu olah raga yang berasal dari luar negeri, ada yang bilang dari Tibet, namun ada juga yang bilang, bahwa polo berasal dari Persia sejak 2500 tahun yang lalu... yang jelas Polo terkenal sebagai olah raga kaum ekspatriat di Indonesia, dan dulunya disebut sebagai olah raga para bangsawan yang memiliki gaya hidup mewah.

Sekilas tentang Polo di Indonesia

Tahun 1937, Batavia Polo Klub di Lapangan Banteng Jakarta didirikan oleh orang Belanda, akan tetapi perkumpulan tersebut bubar ketika terjadi perang dunia ke 2 dan Indonesia dijajah Jepang.

Tahun 1992, olah raga polo kembali diperkenalkan di Indonesia oleh Hashim Djojohadikusumo (adik kandung Prabowo) dan James Riady (salah satu pengusaha sukses di Indonesia).

Mereka (Hasyim dan James) mendirikan Jakarta Polo and Equestrian Club (JPEC) di Bukit Sentul Selatan, dan Indonesia menjadi anggota Federation of International Polo (FIP), dengan Hashim menjabat sebagai Ketua Asosiasi Polo Indonesia (API).

Kemudian, di bawah bimbingan Subiyakto Cakra Wardaya (mantan Menteri Koperasi dan Kesejahteraan Rakyat di jaman ORBA), yang adalah presiden Persatuan Olahraga Berkuda Indonesia (Pordasi), API menjadi Komisi Polo Indonesia di bawah Pordasi dengan ketuanya tetap Hashim Djojohadikusumo. Karena kesibukan Hasyim berbisnis di luar negeri, perkembangan polo di Indonesia benar-benar berhenti tahun 2002.

Dan tidak lupa…Tim Nasional Polo Berkuda di bawah binaan Prabowo ini juga cukup berprestasi. Beberapa prestasinya adalah: juara 3 Kings Cup Thailand 2006,berpartisipasi dalam turnamen polo SEA Games 2007, danrunner-up Mercedes Benz Thai Polo Open 2008.

Sumber:

1.www.wikipedia.org - Polo Indonesia

2.www.indonesiaberkuda.com - polo olahraga para ekspatriat

---

Palomo si kuda cantik dan pameran kuda poni di NPC

Palomo, kuda putih berasal dari Argentina (impor), dengan tinggi kurang lebih 160 cm, menjadi objek berita beberapa hari lalu.

Yang menarik, kuda ini diberitakan sebagai kuda kesayangan Prabowo di antara seratusan kuda lainnya, mungkin sudah termasuk dengan kuda lusitano yang 3 milyar. Kalau soal harga si Palomo saya tidak tahu, karena saya bukan dealer kuda.

[caption id="" align="aligncenter" width="612" caption="kompas.com/tribunnews.com - Palomo, kuda kesayangan Prabowo"]

kompas.com/tribunnews.com - Palomo, kuda kesayangan Prabowo
kompas.com/tribunnews.com - Palomo, kuda kesayangan Prabowo
[/caption]

Sebelumnya, saya mau minta maaf sama Palomo, karena sudah menyebut Palomo sebagai kuda cantik, tanpa mengetahui Palomo itu jantan atau betina... wkwkwkwk...

Selain Palomo ada juga kuda poni milik Prabowo yang dipamerkan kepada anak yatim saat acara santunan dan doa yang diadakan di NPC pada hari Minggu, 25 Mei 2014. Ada 6 kuda poni, salah satunya diberi nama Apollo oleh Prabowo... nama kudanya selalu ada huruf “O”.

Foto kuda poni milik Prabowo, menjadi hiburan untuk anak yatim:

[caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="detik.com - kuda poni dan anak-anak yatim di acara santunan di NPC"]

detik.com - kuda poni dan anak-anak yatim di acara santunan di NPC
detik.com - kuda poni dan anak-anak yatim di acara santunan di NPC
[/caption]

Menurut petugas yang merawat kuda Prabowo di NPC, Prabowo memiliki 134 kuda, 70 di kandang bawah, 64 di kandang atas... (wow, kandangnya atas-bawah...), dan semua kuda kesayangan ada di kandang atas. Di sana, satu orang petugas disediakan untuk merawat 5 ekor kuda, dengan jobdesc: memberi makan, membersihkan kandang, dan membersihkan badan kudanya.

Mungkin total jumlah tenaga kerja untuk menjadi perawat kudanya Prabowo ada sekitar 16 petugas...

Di tahun 2009, sewaktu Prabowo menjadi cawapres Ibu Megawati, jumlah kuda milik Prabowo ada 84 ekor, sekarang sudah berjumlah 134 ekor. Menunjukkan bahwa selama 5 tahun terakhir ini, Prabowo mengalami peningkatan jumlah kekayaan, dalam bentuk kuda... (mungkin sebagai investasi “diternakkan”).

Apalagi harga kuda impor tidak murah, dan kuda yang dimiliki oleh Prabowo itu selalu varian kuda impor terbaik di dunia, katanya sih khusus equestrian (untuk olah raga dan sirkus). Untuk soal ini, memang saya kurang paham juga, karena saya taunya cuma pedestrian, jalur khusus untuk orang jalan kaki…

Sumber gambar dan berita terkait:

1.www.kompas.com - Di Antara Seratusan Kuda Kesayangan Prabowo

2.www.kompas.com - Prabowo Tunggang Kuda 4 kali dalam Seminggu

3.www.detik.com - Ih Lucunya Kuda Poni Milik Prabowo

---

Hobi berkuda adalah salah satu gaya hidup yang cukup mahal di Indonesia, apalagi kalau kudanya itu milik sendiri, bukan sewa... karena harus membeli pelana, sepatu untuk berkuda, kacamata kudanya, sewa track-nya dll.. belum lagi gaji pegawai yang membantu untuk memasang sepatu... pokoknya repot.

Ada baiknya, untuk yang memiliki hobi berkuda, sekalian punya bisnis ternak kuda, nyambil... kalau tidak, anda bisa merugi hanya dengan membeli 1 kuda seharga 3 milyar, karena matinya dikubur juga...

Berbeda dengan kuda dewasa yang harganya 3 milyar, 1 ekor kuda yang masih kecil mungkin bisa dijual seharga mobil minibus baru. Biaya kawin-mengkawinkan kuda juga mahal, karena salah satu dari kuda jantan atau betina, harus dikirim ke tempat lain, bahkan sampai ke luar negeri, agar dapat dikawinkan dengan jenis bibit unggul yang sama.

Nah, kalau mau murah dan gampang, kita bisa pakai kuda pinggir jalan yang disewain dekat kebun binatang, komplek rumah, atau tempat wisata outbound aja, tapi bukan kuda poni yang dipakai sama anak-anak kecil . Bagi orang dewasa dengan berat di atas 45 kg, sebaiknya jangan naik kuda poni, nanti kuda poninya bisa mati keberatan sebelum dikawinin... alias mati jomblo.

Yang ini produk lokal, biasanya menggunakan kuda yang berasal dari Sumbawa.

[caption id="attachment_308682" align="aligncenter" width="548" caption="pikiran-rakyat.com - tukang kuda keliling di dekat kampus ITB dan kebun binatang Bandung, Jalan Tamansari"]

14011801901798327328
14011801901798327328
[/caption]

Untuk kuda pinggir jalan, kita hanya perlu membayar Rp 5rb-10rb, sudah bisa berkuda 5-15 menit... ditemani abang pemilik kuda (tukang kuda keliling) yang jalan mendampingi kita mengitari komplek rumah. Dan si abang pemilik kuda ini juga bisa pulang dengan hati yang senang, karena dapat membeli makanan untuk anak dan isterinya,

“Mah, Papah pulang bawa duit!”

Mungkin itulah suarabahagia si abang pemilik kuda sebagai rakyat kecil, jelata tetapi tidak melata...

Apabila ada yang takut/trauma dengan kuda, dan mau naik "kuda" yang lebih aman... bisa naik kuda-kudaan carousel, dengan efek samping jika naiknya kelamaan... pusing-pusing.

---

Sebagai penutup, mumpung masih di bulan Mei, saya mau ikutan bilang: May the best man win. Karena nanti bulan Juni beda lagi... June the best man win... heu heu heu... crispy...

Yah udah gituh ajah... Salam sejaaahhhteraaa.. untuk 5 tahun ke depan.

[Djoel]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun