Baihaki demikian ia biasa dipanggil. Seorang pemuda yang memiliki cita-cita untuk merubah nasibnya, nasib keluarga nya dan nasib kampung halamannya. Ia berasal dari sebuah desa terpencil di ujung pulau Madura.
Tidak ada akses listrik dan mengalami keterbatasan akses pendidikan, tak ada transportasi yang layak untuknya bisa sampai ke kota, desanya layak dikategorikan desa tertinggal.
Hal ini tidak menyurutkan langkah Baihaki untuk meraih cita-cita. Â Ia bahkan tak pernah menyerah pada keadaannya.
Baihaki berangkat ke Kota Malang, dengan satu tekad, ia harus melanjutkan kuliah. Apapun ia lakukan. Walau kedua orang tuanya melarang dengan alasan biaya, tapi ia tetap tak bergeming. Ia upayakan berbagai cara agar keinginannya untuk melanjutkan studi bisa terlaksana.
Sampai suatu saat, ia membaca program masuk PT melalui jalur bidikmisi. Hatinya bersorak gembira, seraya berdoa. "Ya Allah...semoga ini adalah jalanku untuk mewujudkan mimpiku".
Semua prosedur ia lewati, sampai akhirnya ia benar-benar diterima sebagai mahasiswa di STMIK PPKIA Pradnya Paramita  (STIMATA), yang beralamat di Jalan LA Sucipto 249 A Malang. Mimpi Baihaki didengar olehNYA. Disinilah awal perjalanannya yang kemudian mengantarkannya sukses dan bisa bertahan sampai hari ini.
Dari situlah ia mulai berwirausaha pada bidang jasa sebagai designer grafis dan aktif dalam organisasi maupun perkuliahan. Motivasi terbesarnya yaitu melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi dan ingin membagikan ilmunya kepada pemuda-pemuda di Pulau Guwa-Guwa, Jawa Timur.
Sekelumit kisah di atas, menginspirasi Agus  Zaenal salah satu teman kuliahnya, untuk menulis kisah hidupnya menjadi sebuah karya. Atas saran dan arahan dari dosen pembina kemahasiswaan Eka Yuniar, S.Kom., M.MSI, karya tersebut diikutkan dalam ajang bergengsi kompetisi film Bidik Misi Award, yang mengangkat kisah perjuangan mahasiswa Bidikmisi di seluruh Indonesia, yang diadakan oleh Kemenristekdikti (Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi) dan Eagle institut Indonesia.
Rencananya menurut Menristekdikti, film dokumenter hasil kompetisi film Bidik Misi Award, akan diputar di hadapan Rektor dan Direktur Politeknik seluruh Indonesia, seluruh Perguruan Tinggi Negeri, politeknik, dan para kepala lembaga (LLDikti). Â Setelah itu baru mendistribusi ke seluruh Indonesia, bahkan kepada mereka di luar kampus.
Harapannya film tersebut menjadi inspirasi bagi masyarakat, khususnya anak-anak SMA yang secara ekonomi kurang mampu. Bahwa masih banyak jalan meraih kesuksesan. Tak perlu putus asa, bahkan menyerah hanya karena keterbatasan ekonomi. Â Jika ada niat, dan kerja keras, Tuhan pasti akan selalu menunjukkan jalannya.
Malang, 16.10.2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H