Mohon tunggu...
Eni Farida
Eni Farida Mohon Tunggu... Guru - Pencinta Kata

Kata adalah rasa, kata adalah nuansa, tapi tak ada kata putus asa, selalu belajar dan mencoba, semua pasti bisa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Ajari Kami Nak

27 Maret 2019   07:59 Diperbarui: 27 Maret 2019   08:19 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nak, ajari kami para orang tua ini
Sikap tulus seperti yang selalu kau tunjukkan pada kami. Kau menolong temanmu tanpa mengharap imbalan apapun. Bahkan kau senang melihat temanmu bahagia.

Tak seperti kami, yang  menolong dengan pamrih. Bahkan terkadang tersembul niat tersembunyi untuk mengeruk keuntungan pribadi. Kami kadang tertawa bersama, tapi dibalik itu kami saling hujat. Kami tak senang melihat saudara kami bahagia.

Nak, ajari kami para orang tua ini
Bagaimana bersikap, berkata jujur seperti yang sering kau lakukan. Engkau berkata ya untuk sesuatu yang kau suka, sebaliknya akan berkata tidak pada apa yang tidak kau suka.

Tidak seperti kami, yang selalu memilih untuk berbohong, hanya demi agar orang lain suka. Kadang menutupi kebenaran, jika hal itu tak mendatangkan keuntungan bagi diri. Selalu menutupi kebenaran, walau sebenarnya harus kami ungkap.

Nak, ajari kami para orang tua ini
Bagaimana engkau mudah memaafkaan. Seperti yang sering kau terapkan dalam hidupmu. Detik ini kau mungkin kesal dengan temanmu, mungkin kau marah karena mainanmu direbut, atau sampai berantem karena ada yang tak kau suka dari teman mainmu.

Tak perlu menunggu lama, berlarut larut menyimpan dendam, karena kami lihat pada menit berikutnya, kau sudah kembali berangkulan, tertawa bersama, dan kembali hanyut dalam permainanmu.

Tak seperti kami para orang tua ini,
Yang butuh cukup lama waktu, untuk bisa memaafkan sesama. Sehari, seminggu, sebulan, setahun bahkan sampai mati terkadang dendam ini masih menguasai hati.Bahkan terkadang sampai harus menumpahkan darah, demi dendam yang tak kunjung reda.


Nak, tak salah jika kami para orang tua ini
Menyebutmu guru, yang patut digugu dan ditiru. Karena tak perlu ilmu berlebih untuk terapkan ketulusan. Tak perlu usia tua untuk membiasakan kejujuran. Tak perlu gelar berjejer untuk bisa memaafkan.

Nak, kami para orang tua ini
Berharap apa yang  sudah tertanam dalam dirimu saat ini. Tidak berubah sampai kelak engkau juga menjadi orang tua seperti kami.

Bantu kami para orang tua ini,
Untuk membuka mata, hati, langkah kami agar bisa meneladani jejakmu.

Terima kasih anak-anakku...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun