Mohon tunggu...
Fiksiana

Sepenggal Kisah "Si Moci dan Si Gendot"

3 Januari 2017   03:26 Diperbarui: 3 Januari 2017   05:25 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

"kringgggg"....segera ku ambil gadget ku tp tak kudengar suara di tepiannya,.. ku lihat daftar riwayat  panggilan tak terjawab dan sudah tujuh kali terlihat nomber sim card tanpa nama. 'hemmm.... siapakah gerangan?', gumanku. Tak lama kemudian kembali suara panggilan masuk, dengan antusias langsung ku balas ucapan salam dari sebrang suara. siempunya suara menyapa ku dengan akbrab, tanpa harus menanyakan identitasnya sudah bisa ku tebak dengan siapa aku sedang bicara.. yaaaa ampun rindu sekali sosok ini celoteh ku dalam hati 'kapan kita bisa bertemu ya?' tanya ku..

Rindu  ku segera terobati, ibaratnya bunga layu kembali mekar di sirami rintiknya hujan. cerita yang kudengar tentang perjalanan akhir tahun menuju Banten dari Bandung Selatan yaitu kampung halaman ku, Desa Panyirapan namun orang akan mengenal nya setelah disematkannya kata 'Soreang'. karena letaknya tak begitu jauh dengan pusat perkantoran Kabupaten Bandung.

kesibukan ku di masa libur sekolah dan akhir tahun dengan mengikuti Pelatihan Menulis 'Teacher Writing Camp' yang di adakan di Wisma UNJ sempat menyita memori untuk acara liburan seperti orang kebanyakan yang selalu menuliskan kata 'OTW' di setiap status FB nya. Dan ada nya perubahan paradigma yang kurasa disaat ini, aku merasakan sangat terpuaskan hasrat wisataku dengan duduk depan laptop dan bermain dengan kata-kata yang ingin di ikat dalam untaian kalimat menjadi cerita.

Sore itu, di hari pertama tahun 2017. Aku  baca pesan singkat 'menuju arah pulang dari Banten', segera ku jawab 'aku tunggu di Pantai pelabuhan ratu'..kembali kudapati pesan balasan seolah olah ada keraguan dan mencoba meyakinkan apakah ada waktu luang di tengah kesibukan ku tanyanya. Tak mau terlewatkan kesempatan langka ini, langsung ku yakinkan bahwa aku bisa. 

kali pertama bisa bersilahturahmi kembali setelah bertahun tahun tidak bersua untuk bertemu melepas rindu. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 

                                     لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ وَلَكِنْ الْوَاصِلُ الَّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا


“Orang yang menyambung silaturahmi itu, bukanlah yang menyambung hubungan yang sudah terjalin, akan tetapi orang yang menyambung silaturahmi ialah orang yang menjalin kembali hubungan kekerabatan yang sudah terputus”. [Muttafaqun ‘alaihi].


Banyak cara untuk menyambung tali silaturahmi, Misalnya dengan cara saling berziarah (berkunjung), saling memberi hadiah, atau dengan pemberian yang lain. tak pikir panjang lagi langsung ke hampiri pusat oleh-oleh khas Sukabumi dan kupilih 'Moci' sebagai buah tangan.

Berdebar rasanya membayangkan pertemuan yang akan terjadi, kulaju kemudi dengan kecepatan tinggi seolah tak ada tanjakan dan belokan yang harus terlewati menuju arah Pantai Pelabuhan Ratu. Waktu terasa begitu cepat padahal aku belum tiba di tempat yang telah disepakati untuk bertemu, tak lama terdengar dering nya telphone dan mengabari sudah lebih dahulu sampai. ukh... kesal rasa nya, ada rasa kecewa karena tak bisa menjadi tuan rumah yang baik dengan terlebih dahulu berada di lokasi,.. tapi suara itu menenangkanku untuk tidak tergesa gesa dalam perjalanan.

Tiga puluh menit terlewat sudah dalam penantian, akhirnya tiba juga di tempat dimana aku bisa bertemu 'keluarga masa kecil ku'.  di luardugaan, aku bisa bertemu keluarga besar ku semasa kecil. aku salami setiap orang tanpa kecuali, dan yang paling mengharu birukan disaat kami berpelukan terlintas video masa kecil ku dan hampir ku teteskan airmata, iya air mata kebahagiaan bisa bertemu kembali keluargaku.

Setelah terpuaskan dengan bercengkrama diselingi photo bersama, aku di kejutkan dengan bingkisan yang khas yaitu 'Cabe gendot'. Luar biasa sekali mandapatkan sipedas khas yang susah di temui di sukabumi. Memberi buah tangan bukanlah tujuan utama dalam bersilaturahmi, yang utama yaitu menyambungkan kembali kasih sayang atau kekerabatan yang menghendaki kebaikan. Oleh karena itu, sambunglah hubungan silaturahmi dengan kerabat-kerabat kita, Sungguh kita akan mendapatkan balasan yang baik atas mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun