"Kejauhan kamu Tun mikirnya, cukup percayai saja kalau hari kiamat itu pasti terjadi, cukup imani kalau janji di alquran itu pasti. Itu wilayah Gusti Allah, Tun, kamu gak diminta mikir tapi disuruh dzikir. Otak kita terbatas untuk mikir segala yang ghoib."
Atun masih tetep bengong, matanya menerawang ke angkasa.
"Gak usah dibayangin, Tun, kamu kan pernah dengar bledeg (halilintar) toh? itu kan dari langit, suaranya ya keras, semua orang bisa denger. Itu saja bikin kamu takut, biasanya kamu ya langsung masuk rumah. Berarti Allah bisa membuat yang seperti itu bahkan yang lebih serem dari itu, ngerti?"
"Oh iya sih," jawabnya sambil ngeloyong pulang sementara matanya masih menatap ke langit hingga ia hampir menabrak pagar. Pak Lek Sentot hanya geleng kepala dan mengelus dada menyaksikan tingkah Atun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H