Dalam menjalani kehidupannya, manusia senantiasa berinteraksi dengan orang lain. Kesuksesan seseorang, baik dalam bisnis, karir pekerjaan bahkan dalam kehidupan rumah tangga seringkali terkait dengan bagaimana ia berinteraksi dengan orang lain. Ketidakpekaan memahami situasi dan kondisi orang lain bisa menyebabkan gagalnya interaksi sosial mereka. Dampaknya, bisa menghambat karir, hubungan asmara bahkan hancurnya kehidupan keluarga.
Ketidakpekaan terhadap situasi orang lain inilah yang belakangan disebut dengan istilah Tone Deaf. Tone Deaf sebenarnya istilah yang diambil dari ranah musik, sebutan untuk orang-orang yang tidak mampu membedakan nada, atau "tuli nada".
Ciri-ciri seseorang yang Tone Deaf.Â
Selain tidak mengerti dan memahami perasaan orang lain, atau tidak berempati, Tone Deaf juga tidak memahami akan keragaman budaya, adat istiadat bahkan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Akibatnya seseorang yang Tone Deaf bisa melakukan hal-hal yang dinilai tidak sopan, tidak pantas dan bertentangan dengan norma-norma serta adat istiadat setempat.
Seseorang yang Tone Deaf juga kesulitan dalam membaca raut muka atau bahasa tubuh. Mereka mungkin akan kaget ketika lawan bicaranya tiba-tiba pergi meninggalkannya, karena topik pembicaraannya tidak disukai lawan bicaranya.Â
Dampak buruk seseorang yang Tone Deaf.
Ketidakpekaan membaca dan memahami situasi orang lain, akan berdampak buruk bagi kehidupan pribadinya, karirnya bahkan kehidupan sosialnya yang lebih luas. Orang-orang yang Tone Deaf akan kesulitan dalam menjalin hubungan asmara, tidak bisa melihat peluang karir dan bisnis, dibenci lingkungannya, bahkan bisa terlibat konflik dengan siapapun, termasuk dengan keluarganya sendiri.
Lalu, apa yang bisa dilakukan agar tidak menjadi Tone Deaf?
Theory of Mind (ToM) jawabannya, apa itu?.Â
Pengertian Theory of Mind.
Theory of Mind (ToM) atau teori pikiran adalah kemampuan seseorang untuk memahami dan menyadari pikiran, perasaan, dan kondisi mental dirinya dan orang lain. Sederhananya, ini adalah kemampuan untuk bisa memahami dan "memasuki pikiran" orang lain.Â
Kemampuan teori pikiran inilah yang berperan penting bagi seseorang dalam membangun interaksi sosial dengan orang lain. Semakin baik kemampuan teori pikirannya, maka kualitas interaksi sosialnya semakin baik, hal ini bisa menjadi modal awal untuk kesuksesan-kesuksesan di bidang lainnya.
Pentingnya Theory of Mind (ToM) agar tidak menjadi Tone Deaf.
Dengan memahami pikiran dan perasaan orang lain, maka seseorang tidak akan mudah untuk mengatakan sesuatu yang menyinggung atau menyakiti lawan bicaranya. Komunikasi pun bisa berjalan dengan baik dan efektif, terhindar dari kesalahpahaman yang bisa menimbulkan konflik, dan kehadirannya pun akan mudah diterima sehingga kehidupan sosialnya lebih bermakna.Â