"Kaligung pak, tujuan akhir Stasiun Tegal", jawab petugas sambil menunjuk ke arah kereta.
"Berangkat jam berapa pak?", tanya saya lagi.
"Sebentar lagi pak, jam 13:50", jawabnya sambil melihat jam tangannya.
Mendengar jawaban petugas tersebut, saya langsung bergegas keluar area Boarding dan mencari loket pembelian tiket, ternyata saya tidak menemukannya. Lalu saya tanya petugas jaga dan jawabnya: "Di sana pak, samping ATM".
Ternyata loket pembelian tiketnya cukup jauh dari area pintu keberangkatan penumpang. Ada di pojok sebelah kanan, disamping gerai ATM.
Saya tidak bisa berpikir banyak, yang harus saya lakukan adalah bisa tiba di Stasiun Tegal, setelah itu dipikirkan kemudian untuk menuju Cikarang.
Saya berlari menuju loket pembelian tiket, tanpa pikir panjang saya langsung pesan tiket KA Kaligung dengan tujuan Stasiun Tegal, saya berharap dapat Tarif Khusus yang biasanya tersedia 2 jam sebelum keberangkatan kereta, tapi ternyata harga tiketnya lumayan mahal untuk rute Semarang-Tegal, Rp 110.000. Seingat saya itu adalah harga Tarif Khusus Semarang-Cirebon.
Waktu terus bergerak, 2 menit kemudian tiket Kaligung saya dapatkan, dengan tergesa-gesa saya berlari kembali menuju area Boarding Pass. Boarding Check selesai dan saya bergegas masuk ke dalam kereta serta memilih kursi yang sesuai dengan yang tertera di tiket.
Sekitar 5 menit kemudian kereta berangkat dan baru kali ini saya tidak bisa menikmati perjalanan. Rasa gundah, panik, kecewa dan mengutuk diri sendiri atas kebodohan ini menjadi satu.
Harusnya tadi ketika keluar Stasiun Semarang Tawang langsung saja saya pesan ojek seperti waktu lalu, kenapa tadi saya malah makan di sana hingga menghabiskan waktu.
Kok bisa bisanya saya teledor tidak melihat kembali jam keberangkatan KA Tawang Jaya. Padahal Tawang Jaya berangkat pukul 13:20, saya kok malah asik makan siang dan ngobrol dengan orang yang baru dikenal.Â