Mohon tunggu...
Engkos Kosasih
Engkos Kosasih Mohon Tunggu... Operator - 100 komentar, bisa yuk

Menulis tidak hanya bekerja untuk keabadian, menulis juga bekerja untuk perubahan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mencari Hobi, Menemukan Jati Diri

20 Juli 2024   06:09 Diperbarui: 20 Juli 2024   06:10 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hobi saya apa ya?

(Few moments later . . .)

Ternyata selama ini saya tidak punya hobi, dan baru kali ini saya menyadarinya. 

Pernah seorang teman bertanya: "bang kalau di rumah ngapain aja bang?". Saya hanya jawab:"ya paling nonton tv, main hp atau main sama anak". Itulah kegiatan saya sehari-hari selain bekerja.

Jika diperhatikan, banyak teman-teman saya yang memiliki hobi tertentu; mereka ada yang rutin main futsal, badminton, tenis meja, ada juga yang hobi bermain catur di sela-sela waktu istirahat. 

Tapi yang paling banyak adalah bermain game online, bahkan ada yang sampai sakit gara-gara lupa tidur lupa makan kecanduan game online. Ada juga tetangga selalu mengeluh karena uang belanjanya selalu habis digunakan buat mancing.

Apa rasanya hidup tanpa hobi

Saya mungkin termasuk orang yang tidak memiliki hobi. Apakah saya bahagia?

Saya tidak tahu pasti, sebab ukuran bahagia tiap orang mungkin berbeda, tapi yang saya tahu, banyak yang berpendapat bahwa saya awet muda, he..., tampang tidak setua usianya. 

Begitu juga dengan istri saya, teman-temannya gak menyangka jika usia istri saya sudah 40 tahun.

Ada yang bilang, "dengan hobi hidup menjadi lebih hidup". Saya setuju, karena dengan menjalani hobi seseorang akan senang dan bahagia. Bisa berkumpul dengan orang-orang yang satu frekuensi. Bahkan hobi juga bisa mendatangkan cuan, jadi sumber penghasilan.

Kembali lagi, hobi saya apa? Tidak ada.

Jika artikel ini cukup sampai di sini, gak seru. Saya harus kembangkan artikel ini, saya harus melakukan pencarian hobi dengan cara kembali ke masa lalu, menyelami masa-masa SD, SMP dan SMA.

Pencarian hobi dimulai

Ketika SD saya suka bersepeda, tapi yang menarik adalah rute yang saya lalui selalu berbeda, saya selalu ingin mencari dan menjelajahi rute baru. Bahkan ketika SMP saya bersepeda menjelajahi kampung orang, beberapa desa sudah saya jelajahi.

Alam yang indah, kanan-kiri sawah, melintasi jembatan bahkan terkadang harus keluar masuk hutan, itulah yang membuat saya senang bersepeda. Treknya pun sengaja saya pilih yang naik-turun, jalan-jalan yang tidak biasa orang lewati. Trek seperti itu sangat menantang dan penuh dengan perjuangan.

Ada momen yang selalu saya ingat ketika SD, yaitu kegiatan penjelajahan alam dalam PERSAMI (perkemahan Sabtu-Minggu). 

Kami, satu grup dengan perlengkapan khas Pramuka harus melakukan penjelajahan alam, saat itu dinamai "mencari jejak". Kami mencari tanda penunjuk arah, melewati sawah, masuk hutan pinus bahkan kami harus melintasi sungai yang lebarnya 10 meter dengan arus yang cukup deras. 

Kegiatan tersebut selalu saya ingat, bahkan ketika SMA saya sering menjelajahi sawah dan hutan yang ada di kaki gunung ciremai.

Ternyata itulah hobi saya ketika SD hingga SMA, menjelajahi alam yang penuh tantangan.

Lalu, kenapa sekarang tidak punya hobi?

Ternyata hobi bisa dikalahkan oleh pekerjaan, kalah oleh kesibukan serta rutinitas harian, dan terutama kalah oleh kebutuhan finansial. Menjalani hobi juga saya anggap buang-buang waktu dan uang. 

Namun ada hal penting yang bisa saya ambil dari hobi yang sempat saya jalani, yaitu ternyata saya termasuk tipe penjelajah dan suka tantangan.

Saya sadari rutinitas pekerjaan membuat saya bosan, namun ketika pekerjaan menumpuk sementara yang lain mengeluh, saya justru semangat. Saya tertantang untuk bisa menyelesaikan pekerjaan tersebut dan mencari solusi terbaik agar pekerjaan cepat terselesaikan dengan baik.

Ternyata saya tertantang ketika ada masalah dalam pekerjaan, tertantang untuk menemukan solusi dari masalah tersebut.

Di kompasiana saya tertantang untuk bisa menulis artikel sesuai tema yang ada di menu topik pilihan. Saya harus melihat artikel-artikel yang ditulis kompasianer pada topik yang sama. Saya harus menyajikan artikel yang berbeda. Saya harus menjelajahi artikel-artikel lain di blog atau website, sebagai sumber referensi sekaligus sumber inspirasi. 

Dan lewat topik pilihan kali ini, dengan judul: Membayangkan Hidup Tanpa Hobi, kompasiana telah berhasil menyadarkan saya akan jati diri saya yang sesungguhnya, yang selama ini terpendam dan terkubur, tertutupi oleh rutinitas harian. 

Ternyata saya tipe penjelajah, penyuka alam dan suka dengan tantangan, tantangan untuk mencari solusi dari masalah yang terjadi.

Terima kasih kompasiana dan sahabat kompasianer yang telah membaca artikel saya selama ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun