Pernahkah anda bertanya-tanya tentang Al Qur'an, mengapa ia dianggap sebagai mukjizat terbesar Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam?
Nabi-nabi yang lain mukjizatnya berupa hal-hal ajaib yang bisa dilihat oleh umatnya, fenomena yang diluar nalar dan logika manusia.
Misalnya Nabi Musa alaihissalam bisa merubah tongkat menjadi ular, bahkan tongkatnya bisa membelah lautan. Nabi Isa alaihissalam bisa menyembuhkan penyakit buta bahkan bisa menghidupkan orang mati. Nabi Nuh alaihissalam bisa membuat bahtera yang sangat besar hingga menampung berbagai macam jenis hewan.
Selama ini kita tidak pernah diceritakan mukjizat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, kecuali Al Qur'an.
Mengapa Al Qur'an disebut mukjizat?
Mukjizat (معجزة) asalnya mu'jiz (معجز), berarti sesuatu yang bisa melumpuhkan atau melemahkan pihak lain. Kata "mu'jiz" (معجز) akar katanya 'a jaza (أعجز) yang artinya melemahkan, melumpuhkan atau menjadikan tidak mampu.
Sedangkan dalam KBBI mukjizat diartikan sebagai kejadian ajaib yang sukar dijangkau oleh kemampuan akal manusia.
Padahal kita tahu bahwa tidak semua kejadian ajaib dianggap sebagai mukjizat, contohnya kemampuan tukang sihir, pesulap atau peramal tidak bisa dikatakan mukjizat, sehingga definisi KBBI tentang mukjizat tidak sesuai dengan apa yang Islam maksudkan.
Adanya ketidaksesuaian definisi diatas otomatis membuat kita salah dalam mengartikan mukjizat, imbasnya kita bingung dan bertanya-tanya mengapa Al-qur'an disebut sebagai mukjizat.
Syeikh Manna Al Qathan mengartikan mukjizat sebagai: Suatu kejadian yang luar biasa, disertai tantangan, dan tidak akan dapat ditandingi.
Pembagian Mukjizat
Imam As Suyuthi membagi mukjizat kedalam dua kelompok besar: