Mohon tunggu...
Engkos Kosasih
Engkos Kosasih Mohon Tunggu... Operator - 100 komentar, bisa yuk

Menulis tidak hanya bekerja untuk keabadian, menulis juga bekerja untuk perubahan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Baby Blues dan Upaya Pencegahan

15 Juni 2024   14:09 Diperbarui: 15 Juni 2024   20:01 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Postpartum blues atau baby blues syndrom sebuah fenomena yang selalu ada dan akan tetap ada selama manusia ada dan melahirkan. Beberapa wanita mampu menyesuaikan diri dengan baik setelah melahirkan, tetapi sebagian lainnya tidak mampu beradaptasi sehingga mengalami gangguan psikologis seperti disebut postpartum blues.

Postpartum blues atau baby blues sudah dikenal sejak lama, bahkan sejak 460 tahun sebelum Masehi, oleh Hippocrates.

Baby blues atau postpartum blues syndrome merupakan gangguan suasana hati yang biasa terjadi pada ibu muda, terutama pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan. Gejala yang umum yaitu: perasaan sedih, cemas, mudah marah, merasa kelelahan, selalu menyalahkan diri sendiri dan merasa tidak mampu mengurus bayinya. Gejala parah yang mungkin terjadi keinginan ibu untuk bunuh diri atau bahkan ingin membunuh atau menyakiti bayinya.

Menurut World Health Organization (WHO) angka kejadian baby blues syndrome di dunia yang dialami ibu setelah melahirkan sekitar 70-80%, dan sekitar 13% ibu yang mengalami baby blues berlanjut menjadi depresi postpartum. Dan Indonesia menduduki peringkat keempat tertinggi di ASEAN yaitu 50%-70% untuk kejadian baby blues. 

Penyebab terjadinya baby blues syndrome.

Pertama psikososial, misalnya kehamilan yang tidak diinginkan, status pernikahan, riwayat gangguan jiwa, tingkat ekonomi, tingkat pendidikan, pekerjaan dan pengetahuan ibu.

Kedua, kurangnya perhatian dan dukungan dari suami dan keluarga beresiko terjadinya baby blues syndrome. Kurangnya dukungan dan perhatian membuat ibu merasa sendiri dalam menghadapi masalah mentalnya.

Baby blues syndrome mempunyai dampak jangka pendek dan jangka panjang. Dampak jangka pendek yang ditimbulkan yaitu, ibu menjadi pasif dan mengabaikan bayinya sehingga bayi kurang mendapatkan perhatian dan sentuhan dari ibu. Sedangkan dampak jangka panjang, menimbulkan gangguan pada perkembangan kognitif, psikologi, neurologi dan motorik. 

Meskipun baby blues umumnya tidak berlangsung lama, namun kondisi ini bisa berdampak negatif pada kesehatan mental dan emosional ibu muda, serta hubungannya dengan bayi dan pasangan. Oleh karena itu, penting untuk dilakukan upaya pencegahan.

Cara-cara pencegahan yang bisa dilakukan melalui pendidikan kesehatan pencegahan terjadinya depresi. Salah satu yang mungkin dilakukan adalah memaksimalkan pendidikan pra nikah, dengan memasukkan materi khusus tentang postpartum atau baby blues syndrome serta pengetahuan tentang kesehatan mental pada ibu muda.

Pendidikan atau kelas pra nikah bisa dilakukan oleh pemerintah atau lembaga-lembaga non pemerintah, seperti yayasan dan organisasi keagamaan.

Manfaat pendidikan pra nikah dalam upaya mencegah baby blues syndrome:

Meningkatkan pengetahuan tentang perubahan fisik dan emosional yang terjadi selama masa kehamilan dan setelah melahirkan.

Mempersiapkan ibu muda untuk bisa beradaptasi menghadapi berbagai tantangan dalam mengasuh bayi.

Meningkatkan keterampilan komunikasi dan kerjasama antara pasangan.

Membangun dukungan sosial yang kuat untuk ibu muda.

Materi yang mungkin bisa diberikan yaitu:

  1. Baby blues syndrome: apa dan bagaimana menghadapinya, 

  2. Manajemen stress pada ibu baby blues syndrome.

  3. Pentingnya peran suami pada masa kehamilan dan persalinan pasangan.

Pepatah mengatakan:

Mencegah lebih baik daripada mengobati

Dengan mengikuti pendidikan pra nikah, ibu muda dapat lebih siap untuk menghadapi berbagai tantangan dalam mengasuh bayi dan mencegah efek buruk baby blues syndrome. Selain itu, pendidikan pra nikah juga dapat membantu meningkatkan kualitas pernikahan dan hubungan keluarga.

Beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mencegah baby blues:

  • Istirahat yang cukup.

  • Makan makanan yang sehat.

  • Bergabung dengan kelompok ibu muda.

  • Komunikasi dengan pasangan atau orang lain tentang perasaan anda.

  • Mencari bantuan profesional jika dibutuhkan.

Perhatian serta dukungan suami dan keluarga adalah yang terpenting dari segalanya. 

Dengan persiapan yang matang dan dukungan yang tepat, ibu muda dapat melewati masa baby blues dengan lebih mudah dan bisa menikmati peran barunya sebagai ibu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun