Mohon tunggu...
Engkos Kosasih
Engkos Kosasih Mohon Tunggu... Operator - Operator Forklift PT. Lion Superindo

Menulis tidak hanya bekerja untuk keabadian, menulis juga bekerja untuk perubahan.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Benarkah Ada Menu Sate di Kereta?

22 Mei 2024   16:23 Diperbarui: 22 Mei 2024   16:31 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: dokpri

Menikmati kuliner khas RESKA adalah pilihan yang tepat bagi mereka yang tidak mau ribet membawa bekal makanan ke kereta. Apalagi bagi pecinta kuliner, di saat kereta melaju mata akan dimanjakan oleh indahnya pemandangan alam Indonesia, sekaligus menikmati kuliner khas Nusantara yang akan memanjakan lidah mereka.

Ada beberapa makanan khas Nusantara yang bisa dinikmati di atas kereta. Seperti nasi goreng parahyangan, gudeg yu djum, nasi jamblang, nasi empal gentong, soto sokaraja, selat solo dan masih banyak lagi menu khas nusantara yang lainnya. 

Apakah ada menu sate di kereta?

Jika saya melakukan perjalanan menggunakan jasa kereta api, saya biasanya memesan nasi goreng parahyangan. Selain simpel, menu ini lebih pas di lidah saya dari pada nasi geprek atau nasi cfc. Minumnya pun teh jahe lemon atau jahe sereh.

Trip saya di awal Maret lalu dari Stasiun Cikarang menuju Stasiun Purwosari, KA Bengawan adalah pilihan tepat buat saya, berangkat pagi dan sampai tujuan masih siang, sekitar pukul 15:22 WIB.

KA Bengawan berangkat dari Stasiun Cikarang sekitar pukul 06:46 WIB kemudian tiba dan berhenti di Stasiun Pegadenbaru pada pukul 07:51-08:00 WIB, berhenti lama karena disusul KA Argo Semeru relasi Gambir-Surabaya Gubeng yang melintas langsung pada pukul 07:56 WIB. 

Setelah kereta berangkat kembali dari Stasiun Pegadenbaru saya berniat ke gerbong restorasi untuk menikmati makan di sana, menikmati makan di gerbong penumpang bagi saya kurang nyaman, apalagi formasi kursi di KA Bengawan yang saling berhadap-hadapan.  

Setibanya di gerbong restorasi saya pun memesan nasi goreng parahyangan, dan ketika mba-mba petugasnya yang cantik dan ramah merespon bahwa menu tersebut tidak ada, saya pun sedikit kaget dan bingung, "saya makan apa dong, perut ini sudah lapar karena tadi pagi belum sarapan", batin saya. Saya mencoba bertanya akan ketersedian menu yang lain, ia pun kemudian menawarkan menu nasi Bali sambil ujung jari tangannya sedikit menyentuh kotak nasi yang ada di depannya. "Ada Nasi Bali pak, barangkali bapak mau mencobanya?", jawab petugas RESKA dengan senyum ramah. 

Saya pun setuju dan melakukan transaksi dengan QRIS untuk membeli nasi Bali, kotak nasi saya bawa ke kursi yang telah tersedia, kemudian saya buka, dan....

sumber gambar: dokpri
sumber gambar: dokpri

Ternyata seperti ini nasi Bali, nasinya berwarna hijau karena kabarnya direndam di air daun jeruk, sayur kacang+tempe, telur sambal, ayam suwir serta sate lilit khas Bali.

Baru pertama kalinya saya melihat dan merasakan langsung sensasi nasi Bali, nasinya wangi dan yang masih melekat dalam ingatan adalah rasa sate lilitnya, dagingnya lembut dengan bumbu rempah khas Bali. Perpaduan yang lengkap, nasinya wangi dan sate lilitnya dengan bumbu rempah. Belum lengkap rasanya jika tidak didampingi sambal, di menu ini sambalnya lumayan pedas (bagi saya) tapi pas jika dicampur nasi. 

Itulah kuliner saya di atas kereta Bengawan yang melaju kencang menuju Stasiun Cirebon Prujakan.

Menu Nasi Bali dengan sate lilitnya yang khas.

Terima kasih RESKA

Apakah kompasianer pernah mencobanya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun