Mohon tunggu...
Engkos Kosasih
Engkos Kosasih Mohon Tunggu... Operator - 100 komentar, bisa yuk

Menulis tidak hanya bekerja untuk keabadian, menulis juga bekerja untuk perubahan.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Jaga Bahasa Daerahmu Jangan Biarkan Ia Punah

21 Februari 2024   19:59 Diperbarui: 21 Februari 2024   20:40 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah anda salah satu dari sekian banyak penutur asli bahasa daerah?

Jika iya, maka anda termasuk manusia yang dilindungi dan harus dilestarikan. 

Tanggal 17 November 1999, PBB lewat UNESCO nya menetapkan bahwa tanggal 21 Februari sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional. Di Indonesia, bahasa ibu diartikan sebagai bahasa daerah. 

Keputusan PBB ini bukan tanpa alasan, data UNESCO menunjukkan, ada 200 bahasa yang punah dalam 30 tahun. Dan sebelas diantaranya berada di Indonesia. Pada tahun 2021 saja, ada sekitar 25 bahasa di Indonesia yang punah. UNESCO juga memperkirakan akan ada sekitar 3.000 bahasa daerah/lokal akan punah di akhir abad ini. 

Pelestarian bahasa daerah, kini sudah merupakan tanggungjawab dunia Internasional. Bagaimana dengan Indonesia?


Jauh sebelum UNESCO sadar akan pentingnya pelestarian bahasa-bahasa daerah, para founding father bangsa ini telah mewanti-wanti. Di dalam UUD 1945 pasal 32 ayat 2 tertulis: "Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional". Dan pasal 1 di ayat yang sama tertuang: "Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya". 

Jelas bahwa melestarikan budaya dan bahasanya termasuk kewajiban pemerintah dan kewajiban kita semua sebagai bangsa Indonesia. Program konservasi dan revitalisasi bahasa daerah termasuk yang tekun dilakukan pemerintah hingga saat ini.

Dan memasukkan bahasa daerah sebagai mata pelajaran di sekolah-sekolah adalah salah satunya. Menurut kompasianer, bahasa daerah penting gak sih diajarkan di sekolah?

Saya setuju, bahasa daerah gak penting-penting amat, gak harus diajarkan di sekolah-sekolah. Itu bukan karena nilai bahasa daerah saya ga pernah tembus 6 loh. Pelajaran bahasa daerah ternyata lebih susah dari Matematika, itu pandangan saya.

Bahasa seharusnya menjadi alat komunikasi dan alat berekspresi, apalagi bahasa daerah yang kaya dengan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal. Bahasa daerah juga sebagai jati diri bangsa yang kaya dengan khazanah ilmu pengetahuan. Bahasa daerah tidak hanya sebagai alat komunikasi sehari-hari , tapi harus juga digunakan di forum-forum resmi, lingkungan sekolah dan pemerintahan serta di komunitas-komunitas, seperti di acara-acara keagamaan dan acara-acara keluarga. 

Bahasa daerah sebaiknya diajarkan di sekolah-sekolah tingkat menengah dan atas saja, untuk sekolah tingkat dasar apalagi di bawahnya, bahasa daerah seharusnya menjadi bahasa pengantar. Sebab anak-anak sekolah tingkat dasar masih minim perbendaharaan kosakatanya, dengan menjadikan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar, maka perbendaharaan kosakata mereka akan menjadi kaya.

Saya termasuk orang yang banyak terpapar dengan konten-konten yang kaya akan kosakata bahasa daerah, bahasa Sunda maksudnya.

Meski nilai pelajaran bahasa Sunda saya tidak pernah mencapai 6, tapi saya terbiasa dengan konten-konten berbahasa Sunda. 

Sebagai orang Sunda asli, saya hafal hampir semua lagu yang dinyanyikan oleh Doel Sumbang, Nining Meida AS, Hetty Koes Endang serta beberapa lagu dari penyanyi Darso dan Yayan Jatnika. Serial dongeng Sunda Mang Jaya adalah konsumsi wajib setiap hari selepas Ashar. Seminggu sekali, biasanya malam Minggu, sejak jam 8 malam sudah nongkrong di depan tv, menanti dengan setia acara wayang golek Asep Sunandar Sunarya, meski jam 11 giliran tv yang menonton saya tertidur pulas.

Bagi saya bahasa Sunda adalah bahasa lisan, bahasa ekspresi yang kaya akan kosakata. Tidak hanya kosakata mengenai benda dan perbuatan manusia, bahkan suasana hati, pikiran dan perasaan serta suasana alam pun ada kosakatanya. Saking banyaknya kosakata dalam bahasa Sunda, terkadang saya kesulitan ketika harus mencari arti suatu kata serta padanan katanya dalam bahasa Indonesia. Selain kaya akan kosakata, bahasa Sunda juga memiliki logat atau dialek yang beraneka ragam, saya akan mudah untuk menebak darimana ia berasal, hanya dengan mendengar logat bicara bahasa Sundanya.

Apa yang sebaiknya dilakukan agar bahasa daerah tidak punah?

Konten-konten berbahasa daerah, mestinya menjadi alat yang ampuh untuk bisa menjaga dan melestarikan bahasa daerah. Bahasa daerah akan menjadi bahasa yang menyenangkan jika dikemas dengan apik. Tidak melulu harus menghafal kosakata seperti menghafal deretan menteri di zaman orba. 

Ditengah pesatnya kemajuan teknologi, serta derasnya arus informasi, tentu ada tantangan tersendiri bagi para kontener, maksudnya konten kreator untuk menyajikan konten-konten berbahasa daerah yang berkualitas. Tapi, semua tantangan dan masalah akan menjadi mudah jika didukung dan dibantu oleh pemerintah. 

Dengan memperbanyak konten-konten berbahasa daerah, apalagi didukung oleh pemerintah, maka bahasa daerah tidak lekas punah, akan lestari dan dicintai oleh generasi kini dan generasi-generasi berikutnya nanti.

Anda adalah manusia yang unik dengan bahasa daerah tempat anda lahir dan dibesarkan. jaga, lestarikan dan wariskan bahasa yang unik itu jangan sampai ia punah.

Terima kasih sudah membaca tulisan ini.

Silahkan berkomentar, jangan sungkan-sungkan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun