Kelebihan manusia atas makhluk lain
Manusia adalah makhluk yang kompleks dan unik. Tuhan memberikan manusia kelebihan-kelebihan dari makhluk lain di muka bumi ini. Manusia dianugerahi oleh Tuhan akal pikiran juga perasaan. Selain itu, manusia juga mampu berkomunikasi, baik verbal maupun nonverbal. Bahkan kemampuan komunikasi manusia bisa melintasi zaman, melampaui peradaban, melewati masa demi masa, generasi ke generasi.Â
Dengan berbekal akal pikiran, perasaan serta kemampuan merangkai kata lalu mengubahnya ke dalam bentuk tulisan manusia mampu berkomunikasi lintas zaman, lintas generasi. Kita bisa menikmati karya-karya yang ditulis pada masa kemerdekaan, masa penjajahan bahkan masa-masa yang lebih lama seperti zaman pertengahan dan zaman awal ketika manusia baru mengenal ilmu pengetahuan.
Tulisan Itu Abadi
Tidak berlebihan kiranya jika dikatakan bahwa tulisan itu abadi, seperti peribahasa latin yang berbunyi: Â
"Verba volant, scripta manent"
Kata-kata lisan akan sirna, tulisan akan menetap.
Jika kita ingin mengarungi seperti apa kehidupan di awal 1900-an atau awal pergerakan menuju kemerdekaan Negeri kita Indonesia? Maka bacalah Tetralogi Pulau Buru-nya mas Pram, sapaan untuk Pramoedya Ananta Toer.
Atau ingin tahu kondisi batin RA Kartini, bacalah Habis Gelap Terbitlah Terang, buku yang berisi kumpulan surat-menyurat ia dengan kawan-kawannya di BelandaÂ
Ingin melihat lebih dekat kondisi rakyat priangan ketika zaman penjajahan? Maka bacalah Max Havelaar karya Eduard Douwes Dekker.
Atau ingin menyelami alam pikirannya Bung Karno? Bacalah karya-karyanya yang masih ada hingga saat ini.
Atau bahkan ingin tahu seperti apa cara berpikir radikalnya Imam Al Ghazali, bacalah Al Munqidz min Al Dlalal.Â
Semua karya-karya mereka itu bisa kita dapatkan dan kita nikmati saat ini, padahal karya-karya tersebut ditulis puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu.
Kiat saya menulis artikel dan bisa dimuat di Terminal Mojok.co
Tidak semua orang mampu menulis, meski setiap orang mampu berkata-kata.
Manusia memang dianugerahi pikiran dan pandai berkomunikasi, tapi hanya sedikit yang mampu menuangkan pikirannya ke dalam bentuk tulisan.
Ketika artikel saya yang berjudul "Kereta Api Serayu Kini Ada Alternatifnya, Menjelajahi Bumi Priangan Jadi Semakin Nyaman" berhasil tayang di mojok.co, sontak mendapat banyak pujian dari teman, rekan kerja dan keluarga. Bahkan ada yang berkata: "saya bangga punya temen kayak lo bang", sambil menjabat tangan saya dengan erat.Â
Salah satu teman saya bertanya: apa itu mojok.co dan bagaimana caranya agar artikel bisa dimuat di sana?.
Jawaban untuk pertanyaan pertama sangat mudah, menurut saya mojok.co adalah situs media online yang anti mainstream dan setiap orang bisa menulis di sana, menulis tentang kehidupan sehari-hari, kuliner, otomotif, politik bahkan dunia mistis pun ada di sana.Â
Tapi untuk bisa menjawab pertanyaan yang kedua, saya harus memutar otak dan flashback apa saja yang telah saya alami dan lakukan selama ini.
Kiat Saya Belajar Menulis
Ada beberapa hal yang saya lakukan dan ini terinspirasi dari seorang penulis ternama dengan hasil karyanya "Negeri Lima Menara", Ahmad Fuadi. Beliau mengatakan bahwa menulis itu harus menyenangkan maka menulislah tentang hal-hal yang anda sukai. Saya pun menulis tentang tiga kereta api baru yang diresmikan KAI pada 24 januari 2024 dan ketiga kereta tersebut melintasi bumi priangan. Dua hal itu, tentang kereta api dan keindahan alam bumi priangan yang menarik minat saya untuk memulai menulis.
Poin kedua menurut bang Ahmad Fuadi, lakukan riset mendalam. Apa yang saya lakukan sebagai bahan untuk membuat tulisan diatas sebenarnya sederhana, bukan sebuah riset yang mendalam, saya hanya melihat jadwal keberangkatan kereta dan di stasiun mana saja kereta-kereta itu berhenti.
Sejatinya yang kita butuhkan untuk sebuah tulisan adalah data yang akurat dan informatif yang akan disajikan kepada pembaca, tulisan kita bukanlah karya fiksi dan pembaca membutuhkan informasi yang akurat dari apa yang mereka baca.
Poin ketiga, bacalah karya-karya penulis lain.Â
Dalam hal ini saya banyak membaca tulisan-tulisan yang ada di mojok.co, kompasiana dan saya juga suka membaca buku. Saya belajar banyak dari mereka mengenai struktur kalimat, jalan cerita, gaya bahasa serta hal-hal lain agar tulisan menjadi lebih menarik. Mojok.co adalah media online yang cerdas dan lugas, anti mainstream, berbeda dari kanal-kanal berita nasional yang ada. Selalu menyajikan tulisan dari sudut pandang yang berbeda. Hal-hal inilah yang membuat saya banyak belajar dari mojok.co.
Kompasiana menurut saya adalah media bagi mereka yang ingin menulis, berbagai tulisan dari banyak kalangan ada di sini, dari tulisan ringan sampai yang berat, dari karya fiksi sampai karya ilmiah juga ada.Â
Poin selanjutnya dan menurut saya ini sangat penting adalah niat dan berlatih.Â
Sebagai operator alat berat, aktivitas pekerjaan saya jauh sekali dari hal-hal yang berhubungan dengan kepenulisan dan bahkan saya hampir tidak pernah memegang pulpen atau laptop sebagai alat tulis. Tentu hal ini menjadikan kegiatan menulis menjadi terasa berat. Tetapi didorong keinginan yang kuat untuk bisa menulis dan ingat akan pepatah bahwa "kata-kata lisan akan sirna, tulisan akan abadi" dan "menulislah, maka kamu ada" (Tere Liye) saya pun berusaha mengasah kemampuan diri dengan berlatih menulis setiap hari.Â
Kemampuan menulis adalah skill yang harus diasah. "Saya tidak berbakat menulis dengan latihan saya bisa menjadi seorang penulis, apalagi anda yang memiliki bakat menulis". Itulah jawaban Ahmad Fuadi ketika ditanya apakah menulis itu adalah bakat?
Ada satu pesan dari beliau yang paling melekat dalam ingatan saya yaitu: "tulislah sesuatu yang bisa memberi manfaat bagi orang lain, dan jangan menulis hal-hal yang membuat malu keluarga".
So, menulislah maka kamu ada.Â
Kata-kata akan sirna karena kita akan tiada, hanya tulisan yang abadi yang dibaca orang berulang kali.
Terima kasih bang Ahmad Fuadi atas motivasi dan inspirasinya.
Terima kasih mojok.co atas kesempatan yang diberikan sebagai wadah bagi saya untuk bisa berkarya. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H