Caraku memanfaatkan energi dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan
Pemanfaatan energi
Hemat energi adalah upaya efisiensi atau tindakan untuk mengurangi penggunaan energi yang berlebih.
Gerakan hemat energi sebenarnya telah lama digaungkan, terutama di negara-negara besar dan kota-kota besar.
Lewat gerakan Earth Hour yang dimulai tahun 2007 masyarakat dunia diajak untuk peduli akan keberlangsungan umur bumi.
Earth Hour adalah gerakan mematikan lampu selama satu jam dengan tujuan agar masyarakat dunia sadar akan pentingnya upaya penghematan energi.
Pemanasan global yang terjadi di berbagai belahan dunia akibat dari efek rumah kaca serta emisi gas yang berlebihan memicu berbagai pihak untuk mengurangi pemakaian energi listrik yang berlebih. Konsumsi listrik yang berlebih dapat menyebabkan pemakaian sumber energi yang besar untuk pembangkit listrik seperti minyak bumi dan batu bara yang merupakan sumber energi yang cepat habis dan tidak dapat diperbarui. Dengan berkurangnya pemakaian listrik maka diharapkan akan mengurangi jumlah pemakaian sumber energi pembangkit listrik tersebut, selain itu akan berkurang pula beban kerja pembangkit listrik yang merupakan sumber dari polusi serta pemanasan global akibat dari emisi gas karbondioksida yang dihasilkannya.
Sementara itu, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menginisiasi gerakan hemat energi "Potong 10%". Gerakan yang dimulai tahun 2016 ini merupakan aksi bersama melibatkan Pemerintah, pelaku bisnis/industri, organisasi masyarakat sipil dan individu untuk melakukan penghematan energi sebesar 10%.
Apa yang bisa saya lakukan untuk mendukung gerakan hemat energi ini?
Pertama saya yakin semua kita juga bisa melakukannya, selain mematikan lampu ketika tidak digunakan, saya pun mengganti lampu-lampu pijar dengan lampu-lampu LED, selain hemat energi lampu LED juga tidak memancarkan panas yang berlebih sehingga suhu ruangan tetap terjaga. Penggunaan lampu LED pun dinilai hemat, berbeda dengan lampu pijar yang apabila mati maka langsung dibuang. Pada lampu LED ketika mati maka bisa diperbaiki, tentu biayanya tidak semahal ketika membeli lampu baru.
Kedua, tidak menyimpan terlalu banyak makanan di dalam kulkas. Dengan mengurangi jumlah makanan di dalam kulkas maka beban kerja kulkas pun menjadi ringan sehingga mengurangi energi listrik yang dibutuhkan.
Ketiga, perihal penggunaan mesin cuci dan setrika. Gunakanlah mesin cuci ketika cucian sudah menumpuk, biasanya saya mencuci 4 Â sampai 6 hari sekali. Tak jarang mesin cuci digunakan hanya sebagai pengering saja, sebab ada beberapa baju yang harus dicuci manual dengan tangan. Selain menghemat energi listrik, hal ini pun akan menghemat penggunaan air. Terkait menyetrika baju. Tidak semua baju harus saya setrika, ada beberapa baju yang memang tidak butuh untuk disetrika.
Keempat pada penggunaan alat penanak nasi/magic com. Tradisi penyajian nasi di daerah-daerah terutama di tatar sunda berbeda dengan di perkotaan, di sana nasi disajikan dalam keadaan dingin. Hal demikian saya lakukan untuk menghemat energi listrik, saya hanya menanak nasi di magic com dan setelah matang nasi itu dikeluarkan lalu didinginkan dengan cara di kipas-kipas, istilah sundanya diakeul. Nasi yang sudah matang tidak dipanaskan di dalam magic com tetapi dikeluarkan dan disimpan di tempat nasi, ini bisa menghemat energi listrik yang terpakai.
Ada hal menarik yang saya perhatikan terkait penghematan energi listrik, ini terjadi di perusahaan tempat saya bekerja. Ada beberapa upaya yang telah dilakukan pihak perusahaan demi mendukung gerakan hemat energi listrik. Selain mengganti semua lampu pijar/konvensional dengan lampu LED yang hemat listrik, juga memasang sensor dan pengatur pencahayaan, di mana lampu-lampu tersebut akan menyala terang ketika ada aktivitas manusia di sekitarnya dan akan redup bahkan mati jika tidak ada aktifitas. Tentu ini efisien dan menghemat listrik yang digunakan.
Baru-baru ini pihak perusahaan pun tengah membangun panel-panel listrik tenaga surya untuk kebutuhan listrik kedepannya. Tentu ini sejalan dengan program pemerintah tentang sumber energi baru terbarukan.
Selain beberapa upaya dalam menghemat konsumsi listrik, kami sebagai karyawan membuat komunitas Bike To Work. Siapa saja yang bersedia berangkat ke tempat kerja menggunakan sepeda boleh gabung, meski anggotanya belum banyak kurang dari 10% dari jumlah karyawan yang ada, tapi ini adalah bentuk kepedulian kami akan lingkungan serta udara yang bersih bebas polusi juga mendukung gerakan hemat energi.Â
Dengan melakukan efisiensi atau penghematan energi baik di rumah atau pun di perusahaan, berarti pula kita turut mendukung program pemerintah terkait konservasi energi serta energi baru terbarukan.
Semakin pesatnya pertumbuhan penduduk maka kebutuhan akan energi listrik semakin tinggi, tentu dibutuhkan pembangkit-pembangkit listrik baru agar pasokan energi listrik terpenuhi.
Menghemat energi listrik yang kita lakukan jauh lebih mudah daripada membangun pembangkit listrik baru yang pemerintah lakukan. Karena dibutuhkan biaya besar dan infrastruktur yang memadai untuk membangun pembangkit listrik baru.
Tingginya kebutuhan akan energi listrik tinggi pula lah sumber energi yang dibutuhkan untuk pembangkit listrik tersebut seperti minyak bumi dan batu bara.
Menghemat energi listrik sama juga mengurangi impor minyak bumi oleh negara, itu berarti mengurangi beban biaya negara.
Menghemat energi listrik berarti mengurangi polusi udara akibat efek rumah kaca dan emisi karbondioksida yang dihasilkan oleh pembangkit-pembangkit listrik.
Mari kita lakukan bersama upaya menghemat energi listrik agar kehidupan lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H