Sleman (10/9) - Pandemi Covid-19 menyebabkan segala bentuk kegiatan yang mengharuskan bentuk aktifitas sosial dengan sekala besar harus dihentikan, termasuk kegiatan di dalam jajaran pendidikan.
Namun, keterbatas tersebut tak lantas menyurutkan niat mahasiswa Universitas Sebelas Maret untuk tetap mengabdi kepada masyarakat sesuai dengan amanat tridharma perguruan tinggi.
Di tengah keterbatasan tersebut sekelompok mahasiswa UNS mencoba untuk ikut andil dalam proses pemulihan dan melakukan upaya preventif di masyarakat.
Salah satunya dengan melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di lingkungan Pedukuhan Tegal Waras, Kelurahan Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogykarta. Kelompok KKN yang di bimbing oleh Dr. Sutanto, S.Si., DEA. ini mengangkat tema ‘Supporting pemahaman Covid-19’.
Selama kurang lebih satu bulan (selama bulan agustus 2021), Tim KKN Tematik Membangun Desa 283 Universitas Sebelas Maret yang diterjunkan melaksanakan berbagai kegiatan dalam upaya pemantauan, preventif, peningkatan pemahaman serta penanggulangan dapak pandemi Covid-19 dalam skala mikro/kecil.
Peningkatan kesadaran masyarakat dalam upaya preventif dilakukan secara tidak langsung karena keterbatasan kontak pertemuan secara fisik. Hal ini disebabkan daerah tempat kegiatan masih tergolong dalam zona merah pandemi Covid-19 yang mengharuskan tim untuk menyiasati proses sosialisasi kepada masyarakat.
Pemasangan infografis berupa baliho “Petingnya Protokol Kesehatan” dan “Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)” di area strategis menjadi langkah alternatif yang dilakukan.
Selain itu, penyaluran Covid kit yang berupa masker, handsanitizer, vitamin C, dan buku saku penanganan Covid-19 kepada masyarakat juga menjadi sarana utama dalam melakukan sosialisasi langkah preventif dampak Covid-19.
Pengadaan sarana cuci tangan dan tempat sampah juga dilakukan sebagai langkah pendukung sosialisasi mengenai protokol kesehatan dan penerapan PHBS di lingkungan masyarakat. Tim KKN juga memberikan supplemen imunitas berupa jamu kepada masyarakat diantaranya kunir asem dan jahe serai.
Keterbatasan akses dan ruang sosial di tengah siatuasi pandemi tentu menjadi penghalang besar bagi keberlangsungan kegiatan seperti kuliah kerja nyata. Namun, menurut Bapak Suparno selaku Kepala Pedukuhan Tegal Waras, Rabu (4/8/21) dalam situasi pandemi semua kegiatan memang terkena dampaknya terkhusus kegiatan yang melibatkan banyak orang harus diminimalkan untuk tetap menjaga satu sama lain.
Beliau juga berpesan program yang telah dirancang sedemikian rupa sebisa mungkin harus tetap terlaksana meskipun dengan perubahan metode penyampaian karena keterbatasan akses ke warga masyarakat.
Dengan perubahan metode sosialisasi tak langsung ini, diharapkan dapat meminimalisir rantai penyebaran virus Covid-19 serta pesan yang ingin disampaikan tim KKN Membangun Desa juga dapat tersalurkan kepada warga masyarakat secara baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H