Terakhir, guru memiliki peran untuk mengenalkan dunia komputer kepada peserta didik. Dalam Kurikulum 2013, guru diwajibkan untuk menggunakan gadget sebagai bahan ajar. Tidak terkecuali pada guru SD ataupun SMA, penggunaan gadget menjadi salah satu penilaian bagi guru dalam proses sertifikasi. Tidak hanya itu, penggunaan system cyber dalam dunia pendidikan akan membantu guru dalam memberikan materi ajar yang sesuai dengan perkembangan zaman. Karena guru dapat menayangkan materi dalam ruang kelas maupun secara online.
Diawali dengan kesulitan karena harus melakukan penyesuaian dalam waktu singkat, rupanya perubahan yang dilakukan memiliki tujuan yang mulia. Di mana, guru-guru tengah mempersiapkan masa depan para peserta didik, sehingga dapat bersaing dan berjuang di era 4.0. Harapannya, setelah siswa menerima penerapannya, siswa memiliki persiapan matang untuk dapat menyongsong era 4.0 tanpa harus khawatir "dikalahkan" oleh peserta didik dari negara-negara lain yang diperkirakan memiliki teknik analisis yang lebih dibandingkan peserta didik Indonesia.
KESIMPULAN DAN SARAN
Penerapan Kurikulum 2013 ditetapkan dalam Peraturan Mendikbud Nomor 4 Tahun 2018 dipersiapkan untuk menghadapi era industi 4.0 dalam dunia pendidikan. Untuk mewujudkan tujuan adanya Kurikulum 2013, pemerintah dan para guru harus bekerja sama. Maka munculah dua aspek penting yaitu pelatihan bagi guru dan peningkatkan soal yang berkualitas atau yang disebut dengan HOTS. Pemerintah melakukan peningkatan soal untuk ujian nasional atau ujian sekolah berbasis nasional yang sesuai dengan HOTS. Selain itu, para guru juga mendapatkan pelatihan agar dapat membuat soal HOTS.
Peran guru menjadi sangat penting karena guru dituntut untuk mampu membuat soal yang berbasis HOTS untuk para peserta didik. Para guru harus mampu memberikan gambaran bagi peserta didik mengenai persoalan tematik dan nyata. Selain itu guru juga harus berperan sebagai motivator bagi para anak didiknya agar mampu untuk memenuhi tuntutan dari penetahuan abad 21. Bahkan seorang guru harus mampu menggunakan teknologi dalam proses balajr mengajar sebagai bentuk pengajaran kepada para peserta didik dalam menggunakan teknologi dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui pembahasan yang sudah dilakukan, walaupun cara yang ditempuh oleh pemerintah dan para guru sudah sangat maksimal dalam menjalakan HOTS. Para guru harus lebih memfokuskan pada kemampuan para siswa dalam mengerjakan sola HOTS. Kemampuan para siswa berbeda dalam proses memahami pelajaran, sedangkan para siswa dituntut harus serba cepat.Â
Para guru harus mampu menemukan metode pembelajaran yang dapat dipahami oleh para siswa agar para siswa dapat mengerjakan soal HOTS dengan baik. Keluhan dari peserta didik akibat soal HOTS yang sangat sulit dikerjakan harus menjadi perhatian serius. Agar tujuan dari dibuatnya soal HOTS sebagai pendorong pola pikir peserta didik dapat tercapai secara maksimal.
Bibliography
Aydin, N. Y. (2010). The Effect of Constructivist Approach in Chemistry Education on Students' Higher Order Cognitive Skills. Journal Of Eduaction, 57-68.
Fanami, M. Z. (2018). Strategi Pengembangan Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) dalam Kurikulum 2013. Edudeena, 57-76.
Merkel, A. (2014, February 19). Speech by Federal Chancellor Angela Merkel to the OEDC Conference. Retrieved from Bunderregierung.de: https://www.bundesregierung.de/Content/EN/Reden/