Mohon tunggu...
Enggar Murdiasih
Enggar Murdiasih Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Ibu Rumah Tangga

penggemar fiksi, mencoba menuliskannya dengan hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Anak-anak Langit

9 November 2013   20:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:23 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jangan, jangan dulu tercurah
Jarum-jarum langit, basahkan bukit
Onggokan kertas, bercampur botol bekas
Saling tindih dengan sisa makan siang
Menunggu sentuhan

Jangan, jangan dulu
Kau jatuhkan derasnya hujan
Tangan mungil kami takkan kuasa
Sibakkan semua dalam kerjapan mata

Pernahkah kau, cobai aroma
Saat jelajahi gunungannya
Ketika hujan tiba
Entahlah, butuh berlapis cadar penutup muka
Agar isi perut tak terbuang percuma

Kami anak-anak langit
Berpacu dengan cendawan kelabu menggantung sengit
Gelapnya mengiring derit-derit
Kotak beroda tuangkan isinya

Dan lihatlah, kami
Mengaduknya, mengacaknya, mengurainya
Memilah yang tersisa
Demi selembar uang ribuan penukarnya

Tangis langit tutupi derai kami
Berebut sigap dengan para lalat
Bersitegang dengan larva berjengkal jengkal
Entah, hingga kapan

Kami anak-anak langit
Barisan penggendong keranjang
Membawa lelah dan tumpukan daki saat pulang
Dan tiga lembar seribuan, bekal menjelang petang....

nov'13

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun