Mohon tunggu...
Enggar Devry (43223110056)
Enggar Devry (43223110056) Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWA

Mahasiswa - MAHASISWI UNIVERSITAS MERCU BUANA | PRODI S1 AKUNTANSI Kampus Universitas Mercu Buana Meruya, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi S1 Akuntansi. Mata kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Kode Etik UMB. Dosen Pengampu : Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Quiz 15- kemampuan pemimpin diri dan upaya mencegah korupsi dan keteladanan mahatma gandhi

21 Desember 2024   00:59 Diperbarui: 21 Desember 2024   01:22 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Modul Kuliah Prof Apollo
Modul Kuliah Prof Apollo

Modul Kuliah Prof Apollo
Modul Kuliah Prof Apollo
Modul Kuliah Prof Apollo
Modul Kuliah Prof Apollo

Pendahuluan

Mahatma Gandhi, yang dikenal sebagai Bapak Bangsa India, adalah seorang pemimpin yang memimpin dengan cara yang sangat berbeda dari kebanyakan pemimpin dunia lainnya. Gandhi mempraktikkan prinsip-prinsip non-kekerasan (Ahimsa), kebenaran (Satya), dan kesederhanaan dalam setiap aspek kehidupannya. Ajaran-ajaran ini tidak hanya merefleksikan nilai-nilai moral yang tinggi, tetapi juga dapat menjadi pedoman yang sangat relevan dalam kehidupan kita saat ini, khususnya dalam mencegah praktik korupsi dan pelanggaran etika.

Melalui tulisan ini, saya ingin berbagi tentang bagaimana saya mengubah diri saya menjadi agen perubahan dalam upaya pencegahan korupsi dan pelanggaran etika, dengan mengambil keteladanan Mahatma Gandhi sebagai landasan dalam perjalanan hidup dan karir saya.

Mahatma Gandhi, nama lengkap Mohandas Karamchand Gandhi, adalah salah satu tokoh terbesar dalam sejarah dunia. Lahir pada 2 Oktober 1869 di Porbandar, India, dan meninggal pada 30 Januari 1948 di Delhi, Gandhi dikenal sebagai pemimpin yang memperjuangkan kemerdekaan India dari penjajahan Inggris dengan cara yang penuh dengan keteladanan moral, pengendalian diri, dan prinsip hidup yang sangat kuat. Salah satu ajaran utamanya adalah Ahimsa atau non-kekerasan, yang mengajarkan untuk hidup dalam cinta, kebenaran, dan tanpa kekerasan.

Banyak nilai yang bisa kita pelajari dari kehidupan Gandhi, terutama dalam hal kepemimpinan diri dan integritas. Salah satu aspek penting yang perlu dicontohkan adalah bagaimana kita dapat menjadi agen perubahan dalam kehidupan kita sendiri, khususnya dalam pencegahan korupsi dan pelanggaran etik. Dalam tulisan ini, saya akan menguraikan bagaimana kita dapat menginternalisasi prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Gandhi dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam konteks pribadi maupun profesional, untuk menghindari korupsi dan membangun integritas sebagai keteladanan.

What: Apa Itu Keteladanan Mahatma Gandhi dalam Kepemimpinan Diri dan Pencegahan Korupsi

Keteladanan yang ditunjukkan oleh Mahatma Gandhi mencakup berbagai nilai dan prinsip yang sangat relevan dengan kehidupan kita saat ini. Sebagai seorang pemimpin, Gandhi tidak hanya dikenal karena perjuangannya melawan penjajahan, tetapi juga karena prinsip moral yang sangat tinggi yang ia pegang. Ada nilai yang diajarkan oleh Gandhi yang bisa diterapkan dalam konteks pencegahan korupsi dan kepemimpinan diri adalah:

  1. Ahimsa (Non-Kekerasan): Ahimsa, atau tanpa kekerasan, adalah konsep yang sangat penting dalam ajaran Gandhi. Ahimsa tidak hanya berarti tidak melakukan kekerasan fisik, tetapi juga menghindari kekerasan verbal dan emosional terhadap orang lain. Dalam konteks pencegahan korupsi, ini mengajarkan kita untuk tidak menggunakan cara-cara manipulatif atau merugikan orang lain demi keuntungan pribadi. Ahimsa adalah bentuk cinta yang tidak mengharapkan balasan, yang bisa diterapkan dalam hubungan profesional dengan cara mengutamakan kejujuran, rasa hormat, dan kerja sama tanpa memanfaatkan kelemahan orang lain. Dan Ahimsa adalah prinsip utama yang dipegang oleh Gandhi. Dalam konteks ini, Ahimsa mengajarkan untuk tidak menyakiti siapa pun, baik dalam pikiran, perkataan, maupun perbuatan. Untuk mencegah korupsi, prinsip Ahimsa ini mengajarkan kita untuk tidak mengambil keuntungan pribadi dari posisi atau kekuasaan yang dimiliki, serta untuk menghindari penyalahgunaan wewenang untuk kepentingan pribadi.
  2. Satya (Kebenaran): Bagi Gandhi, kebenaran adalah prinsip utama dalam segala hal. Beliau selalu mengutamakan kebenaran dalam perkataan dan perbuatannya. Kebenaran bukan hanya tentang apa yang kita ucapkan, tetapi juga tentang integritas kita dalam bertindak. Dalam konteks pencegahan korupsi, kebenaran menjadi landasan utama agar kita dapat bertindak jujur dan transparan, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Dan Gandhi selalu menekankan pentingnya kebenaran dalam setiap aspek kehidupan. Bagi Gandhi, kebenaran adalah inti dari kehidupan yang bermartabat dan penuh dengan kejujuran. Dalam pencegahan korupsi, satya mengajarkan kita untuk selalu berkata dan berbuat jujur, tidak menghindar dari kenyataan, serta tidak menggunakan kebohongan atau manipulasi untuk mencapai tujuan.
  3. Sabar dan Keteguhan Hati: Gandhi dikenal sebagai seorang yang sangat teguh pada prinsip. Meskipun banyak tantangan dan rintangan yang menghadangnya, beliau tidak pernah mengkhianati prinsip-prinsip moral yang diyakininya. Keteguhan hati dan prinsip ini mengajarkan kita untuk tetap berdiri tegak meskipun kita mungkin menghadapi tekanan atau godaan untuk melakukan hal yang salah. Dalam karier, keteguhan hati ini sangat penting untuk mencegah terjadinya pelanggaran etik atau korupsi. Kita harus tetap setia pada nilai-nilai moral yang kita anut, meskipun lingkungan sekitar mungkin tidak mendukungnya. Keteguhan hati ini memungkinkan Gandhi untuk terus melawan ketidakadilan meskipun dalam situasi yang sangat sulit. Dalam konteks pencegahan korupsi, kita perlu memiliki keteguhan hati dalam menjaga prinsip moral, meskipun ada godaan untuk tergoda oleh kekayaan atau kekuasaan yang tidak sah.
  4. Kesederhanaan: Salah satu ajaran penting Gandhi adalah hidup sederhana. Ia tidak terpengaruh oleh kemewahan duniawi dan lebih memilih hidup dengan cara yang bersahaja. Dalam dunia yang penuh dengan godaan materialisme dan korupsi, prinsip kesederhanaan ini mengajarkan kita untuk tidak tamak dan selalu menjaga integritas dalam menjalani kehidupan profesional maupun pribadi.
  5. Empati dan Cinta Kasih: Gandhi percaya bahwa cinta adalah kekuatan yang paling kuat di dunia. Cinta bukan hanya untuk keluarga dan teman, tetapi juga untuk semua umat manusia, termasuk mereka yang dianggap sebagai lawan. Dalam konteks pencegahan korupsi, cinta kasih ini mengajarkan kita untuk tidak merugikan orang lain demi kepentingan pribadi dan untuk berbuat baik kepada siapa saja, bahkan mereka yang berada dalam posisi yang berseberangan dengan kita.

Modul Kuliah Prof Apollo
Modul Kuliah Prof Apollo
Modul Kuliah Prof Apollo
Modul Kuliah Prof Apollo
Modul Kuliah Prof Apollo
Modul Kuliah Prof Apollo
Modul Kuliah Prof Apollo
Modul Kuliah Prof Apollo
Why: Mengapa Keteladanan Mahatma Gandhi Penting dalam Kepemimpinan Diri dan Pencegahan Korupsi

Penerapan prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Mahatma Gandhi sangat penting, terutama dalam konteks pencegahan korupsi dan pelanggaran etik. Korupsi dan pelanggaran etik sering kali terjadi ketika individu atau kelompok lebih mengutamakan kepentingan pribadi dibandingkan dengan kebenaran, keadilan, dan kesejahteraan bersama. Oleh karena itu, prinsip-prinsip Gandhi yang berlandaskan pada moralitas dan kebenaran dapat membantu membentuk karakter yang lebih baik, baik di tingkat individu maupun dalam tatanan sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun