Mohon tunggu...
Enggar Devry (43223110056)
Enggar Devry (43223110056) Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWA

Mahasiswa - MAHASISWI UNIVERSITAS MERCU BUANA | PRODI S1 AKUNTANSI Kampus Universitas Mercu Buana Meruya, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi S1 Akuntansi. Mata kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Kode Etik UMB. Dosen Pengampu : Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis 7 - Ranggawarsita Tiga Era, Kalasuba, Katasuba, Katatidha, Kalabendhu, dan Fenomena Korupsi di Indonesia

27 Oktober 2024   02:30 Diperbarui: 27 Oktober 2024   02:30 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ranggawarsita Tiga Era, Kalasuba, Katatidha, Kalabendhu, dan Fenomena Korupsi di Indonesia

Pendahuluan

Fenomena korupsi di Indonesia telah menjadi isu yang kompleks dan multidimensional, melibatkan berbagai aspek sosial, politik, dan ekonomi. Dalam konteks ini, kita dapat melihat hubungan antara corak pemikiran dan karya-karya sastra Ranggawarsita, khususnya "Tiga Era", "Kalasuba", "Katatidha", dan "Kalabendhu". Karya-karya ini bukan hanya menyajikan refleksi budaya, tetapi juga memberikan perspektif mendalam tentang kondisi masyarakat Indonesia, termasuk isu korupsi yang merajalela.

Modul Kuliah Apollo, Prof 
Modul Kuliah Apollo, Prof 
Modul Kuliah Apollo, Prof 
Modul Kuliah Apollo, Prof 
Modul Kuliah Apollo, Prof 
Modul Kuliah Apollo, Prof 
Modul Kuliah Apollo, Prof 
Modul Kuliah Apollo, Prof 
Modul Kuliah Apollo, Prof 
Modul Kuliah Apollo, Prof 
Modul Kuliah Apollo, Prof 
Modul Kuliah Apollo, Prof 
Modul Kuliah Apollo, Prof 
Modul Kuliah Apollo, Prof 
Modul Kuliah Apollo, Prof 
Modul Kuliah Apollo, Prof 
Modul Kuliah Apollo, Prof 
Modul Kuliah Apollo, Prof 
Modul Kuliah Apollo, Prof 
Modul Kuliah Apollo, Prof 
Modul Kuliah Apollo, Prof 
Modul Kuliah Apollo, Prof 
Modul Kuliah Apollo, Prof 
Modul Kuliah Apollo, Prof 
What: Apa Itu Ranggawarsita dan Karya-Karyanya?

Ranggawarsita, seorang sastrawan dan pujangga Jawa, lahir pada abad ke-19, dikenal sebagai tokoh yang merangkum kebijaksanaan Jawa dalam karyanya. Karya-karya Ranggawarsita, seperti "Tiga Era", "Kalasuba", "Katatidha", dan "Kalabendhu", merupakan refleksi atas keadaan masyarakat pada masanya dan memberikan pandangan mendalam tentang berbagai fenomena sosial, termasuk korupsi.

  1. Tiga Era: Karya ini membahas perubahan zaman dan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat. Ranggawarsita menggambarkan perjalanan manusia dari zaman keemasan menuju kegelapan, yang dapat diinterpretasikan sebagai analogi terhadap kondisi moral dan etika masyarakat.

  2. Kalasuba: Dalam karya ini, Ranggawarsita menggarisbawahi pentingnya nilai-nilai kebaikan dan kejujuran. Ia mengkritik praktik-praktik buruk yang menggerogoti integritas masyarakat, suatu hal yang sangat relevan dalam konteks korupsi.

  3. Katatidha: Karya ini menyoroti pentingnya kebijaksanaan dan ketenangan dalam menghadapi berbagai persoalan. Di tengah praktik korupsi yang merajalela, kebijaksanaan menjadi kunci untuk menemukan solusi yang adil dan bijak.

  4. Kalabendhu: Dalam karya ini, Ranggawarsita mengeksplorasi tema perlawanan terhadap ketidakadilan. Ia mengajak masyarakat untuk berpikir kritis dan berjuang melawan praktik korupsi yang merugikan banyak pihak.

Why: Mengapa Fenomena Korupsi Penting untuk Dibahas?

Fenomena korupsi di Indonesia memiliki dampak yang luas terhadap pembangunan sosial, politik, dan ekonomi. Korupsi tidak hanya merugikan negara secara finansial, tetapi juga mengikis kepercayaan masyarakat terhadap institusi pemerintahan. Beberapa alasan mengapa isu ini penting untuk dibahas adalah:

  1. Dampak Ekonomi: Korupsi mengakibatkan pemborosan anggaran negara, yang seharusnya digunakan untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Hal ini berdampak langsung pada kualitas hidup masyarakat.

  2. Ketidakadilan Sosial: Korupsi memperlebar jurang ketidakadilan sosial. Mereka yang memiliki akses dan kekuasaan sering kali mengesampingkan kepentingan masyarakat banyak demi keuntungan pribadi.

  3. Krisis Kepercayaan: Tingginya tingkat korupsi membuat masyarakat kehilangan kepercayaan pada pemerintah. Hal ini dapat berujung pada apatisme politik dan melemahnya partisipasi masyarakat dalam proses demokrasi.

  4. Dampak Terhadap Budaya: Korupsi menciptakan budaya impunitas, di mana pelaku korupsi merasa tidak terancam untuk bertindak curang. Ini merusak nilai-nilai moral dan etika dalam masyarakat.

How: Bagaimana Karya Ranggawarsita Menggambarkan Korupsi?

Karya-karya Ranggawarsita menggambarkan fenomena korupsi dengan cara yang metaforis dan simbolis. Ia menggunakan tokoh-tokoh dan narasi yang dapat merefleksikan keadaan masyarakat. Beberapa cara ia menggambarkan korupsi adalah:

  1. Metafora Zaman: Dalam "Tiga Era", Ranggawarsita menggunakan konsep perubahan zaman untuk menunjukkan bahwa setiap era memiliki tantangan dan moralitas yang berbeda. Peralihan dari kebaikan ke keburukan bisa diartikan sebagai perjalanan korupsi dalam masyarakat.

  2. Karakter Negatif: Dalam "Kalasuba", Ranggawarsita menggambarkan karakter-karakter yang mencerminkan sifat-sifat korup dan manipulatif. Karakter ini menjadi simbol dari berbagai praktik buruk yang ada di masyarakat.

  3. Pentingnya Kebijaksanaan: "Katatidha" menekankan perlunya kebijaksanaan dalam menghadapi tantangan. Ranggawarsita mendorong masyarakat untuk mengedepankan nilai-nilai etika dalam mengambil keputusan.

  4. Perlawanan terhadap Ketidakadilan: Dalam "Kalabendhu", Ranggawarsita menggambarkan perjuangan melawan ketidakadilan. Karya ini menjadi ajakan bagi masyarakat untuk berani melawan praktik korupsi yang merugikan.

Kesimpulan

Fenomena korupsi di Indonesia merupakan isu yang sangat relevan, terutama dalam konteks pembelajaran dari karya-karya Ranggawarsita. Melalui "Tiga Era", "Kalasuba", "Katatidha", dan "Kalabendhu", Ranggawarsita memberikan pandangan yang mendalam tentang kondisi masyarakat dan pentingnya nilai-nilai moral dan etika.

 Dengan memahami karya-karya ini, kita diharapkan dapat lebih kritis terhadap praktik korupsi dan berkomitmen untuk menciptakan perubahan positif di masyarakat.

Daftar Pustaka

  1. Ranggawarsita. (n.d.). Tiga Era.
  2. Ranggawarsita. (n.d.). Kalasuba.
  3. Ranggawarsita. (n.d.). Katatidha.
  4. Ranggawarsita. (n.d.). Kalabendhu.
  5. KPK. (2022). Laporan Tahunan KPK 2022. Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi.
  6. Transparency International. (2023). Corruption Perceptions Index 2023. Berlin: Transparency International.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun