Sebagai manusia, seringkali diutarakan jika sesungguhnya kita memiliki hak yang sama. Tapi, mengapa dengan halangan digunakan paham yang begitu egois?
"Tidak bisa seperti itu. Jangan egois! Sebagai umat manusia, kita semestinya mempunyai hak yang sama" Ucap saya dengan nada kesal.
"Ini bukan egois. Tapi, memang demikian adanya. Kalau kamu tidak percaya buka saja surat..."
Belum usai dia bicara, saya langsung mengakhirinya. Entah apa yang ingin disampaikannya, saya sudah tidak mau mendengar. Saya takut semakin panjang dan nantinya malah membuat tidak baik buat kami berdua.
"Sstt, sudahlah saya tidak ingin berdebat. Kirim saja pendapatmu lewat surat!" tutupku.
Sampai detik ini, saya ingat betul kalau dia tidak pernah mengirimi saya sebuah surat. Dengan kata lain, dia tidak 'menceramahi' saya lagi. Selain itu, saya ingat betul kalau saya sudah mandi wajib. Saya sudah suci. Pure, saya hanya mager kala itu.
***
Enggar Wijaya2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H