Ketika berkunjung ke Luar  Negeri  terutama di wilayah Asia, biasanya orang tertarik untuk mendatangi tempat-tempat yang unik dan memiliki nilai budaya yang kental dengan sejarah daerah tersebut. Namun seringkali kita melupakan bahwa ada tempat yang tidak kalah unik dan memiliki nilai  seni dan sejarah yang berada di sekitar kita yang menarik untuk di explore.
Ini bukan di Taiwan apalagi di Hongkong, ini cuma di Tiongkok namun tidak membutuhkan visa untuk mengunjunginya. Ya inilah dia, kawasan Pecinan Petak Sembilan Glodok, yang biasa disebut sebagai Tiongkoknya Ibukota. Beberapa kali mendengar tentang Glodok sebagai Chinatown Jakarta, justru rasa tertarik untuk mengunjungi tempat ini ketika mengetahui ada salah satu vlogger asing yang datang berwisata, betapa menyesalnya saya sebagai warga negara apabila belum singgah. Akhirnya saya memutuskan untuk berkunjung.
Di Sabtu pagi yang cerah perjalanan saya bersama dua orang teman di mulai. Karena kami adalah anak kost yang tinggal di daerah Kemayoran, jadi kami sengaja mampir untuk membeli beberapa keperluan di pasar baru yang terletak tidak terlalu jauh. Â Pasar baru ini juga merupakan bangunan bersejarah dan merupakan pusat perbelanjaan tertua di Jakarta yang didirikan pada tahun 1820. Pedagang asongan berjajar di sepanjang jalan bahkan di setiap sudut atau gang berliku yang ada di pasar baru, tak terkecuali aneka ragam jajanan dan makanan di sekitar yang kaya akan rasa dan sudah ada sejak berpuluh-puluh tahun lalu.Â
Mendekati siang hari ketika kami tiba. Walking tour kami di mulai dari Jl. Kemenangan III. Sulit menjelaskan atmosphere yang saya rasakan ketika itu, nuansa budaya yang begitu kental membuat saya terpesona. Kami menyusuri gang-gang kecil yang mengingatkan saya dengan perkampungan di Ho Chi Minh City, Vietnam. Bertemu dengan banyak penduduk yang sedang bercengkerama di sepanjang gang kecil tersebut, sebelum akhirnya langkah kaki membawa kami pada ujung gang yang merupakan tujuan pertama kami yaitu Pasar Petak Sembilan.Â
Masih berjalan mengikuti jalan panjang yang berada di depan, keramaian kian terasa di siang hari menuju sore itu. Beraneka macam makanan, obat-obatan tradisional cina, rempah dan bumbu dapur, buah dan sayur, toko-toko kelontong, barang pecah-belah dan masih banyak lagi, semuanya ada disana. Bahkan sebagian besar hampir tidak pernah saya lihat dijual di tempat lain. Dengan riang saya dan teman membeli permen susu yang biasa kita temui ketika masa-masa masih duduk di bangku SD dulu.
Kawasan Pecinan Glodok yang merupakan daerah pemukiman Tionghoa ini sejak dulu telah menjadi urat nadi perekonomian di Jakarta. Dapat terlihat sih disini dengan ramainya pengunjung yang datang untuk  berbelanja ataupun  berwisata, seperti saya.
Bangunan kios kopi ini seperti membawa kita kembali ke jaman dulu, katanya tidak banyak perubahan dari sejak petama didirikan. Dan sepertinya owner memang sengaja mempertahankan hal tersebut, termasuk juga dengan menu makanannya yang tidak bertambah alias itu-itu saja. Namun sayangnya ketika kami datang es kopi nya  sudah habis terjual. Well...sepertinya kami memang harus datang lagi di kesempatan berikutnya..
Menambah satu lagi wawasan akan budaya yang ada di negeri tercinta. Menyadarkan saya bahwa disini ada tempat Wisata Indonesia yang unik yaitu sebuah cagar budaya yang tak kalah menarik bahkan lebih dari yang dimiliki negara-negara tetangga. Membuat saya bangga menjadi Warga Negara Indonesia. Â
Wisata petak Sembilan Glodok ini juga sangat cocok untuk dikunjungi pada musim libur akhir tahun atau libur tahun baru , karena biasanya akan ada berbagai macam pertunjukan dan suasananya akan jauh lebih meriah. Di sekitar kawasan ini juga terdapat banyak penginapan yang bisa dipesan dengan mudah melalui Pegipegi. Biasanya saya selalu mengikuti update terkini baik mengenai promo atau info lainnya melalui media sosial Pegipegi yang sangat mudah untuk di akses yaitu : Instagram @pegi_pegi, FB : Pegipegi, Twitter : @pegi_pegi. Â
Pegipegiyuk.... Jelajahi Indonesiamu. Banyak sekali kemudahan  yang membuat cerita perjalanan saya menjadi lebih berkesan. Terimakasih Pegipegi :)
Dan Inilah cerita saya dari sudut Ibukota..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H