Mohon tunggu...
ENGELBERT DIMARA
ENGELBERT DIMARA Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta dan Pengurus di LSM

Pemerhati Masyarakat Adat, Masalah-Masalah Sosial-Budaya, dan Lingkungan Hidup

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengapa Pilkada Selalu Diwarnai Konflik?

16 November 2020   21:25 Diperbarui: 28 Desember 2020   07:24 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bahkan semua gesekan itu akan mencapai puncaknya pada saat pengumuman hasil dan sampai penetapan. Dan tentu yang  terjadi adalah konflik horisontal yang tidak bisa dihindari.

Upaya menghindari konflik pasca pilkada

Untuk menghindari terjadinya konflik, maka sangat diharapkan, semua paslon dan koalisi atau tim pemenangan  harus bijaksana.  Harus mengendalikan koalisi partai atau tim pemenangan dan masa pendukungnya. Semua wajib memelihara nilai-nilai etika dan moral yang melandasi niat dan tujuan baik untuk maju sebagai pemimpin di daerahnya.

Selain itu juga harus menghindari politik uang, karena itu cara berpolitk yang kotor dan tidak terpuji. Itu menunjukkan paslon tidak punya kemampuan intelektual, tidak populer dan tidak berintegritas tetapi sangat ambisius. Sehingga bertekad menggunakan politik uang untuk memenangkan kontestasi dengan cara-cara yang kotor.

Pilkada merupakan momentum untuk evaluasi pembangunan, dan ruang politik untuk menawarkan program terbaik bagi pembangunan pada periode berikutnya. Oleh karena itu harus dilakukan dengan sungguh-sungguh memperhatikan nilai-nilai demokrasi, keadilan, kebenaran, kejujuran, serta etika dan moral dalam seluruh proses pelaksanaannya.

Para paslon yang sedang bertarung, berikanlah pendidikan politik yang baik bagi masyarakat, bersikap dewasa dan bijak dalam mengarahkan tim sukses dan masa pendukung. Itu penting agar tidak terjadi konflik antar tim sukses dan pendukung. Dan harus siap menang dan siap kalah.

Jangan sampai yang terjadi adalah menang jadi arang, kalah jadi abu, baik yang menang ataupun yang kalah sama-sama menderita kerugian. Niat dan tujuan baik, tetapi karena tidak siap secara mental dan tidak dewasa serta bijkasana, maka semuanya menuai kerugian diakhir perjuangan.

Akan sangat bijaksana dan cerdas jika para paslon dan koalisi partai atau tim pemenangan serta massa pendukung berkomitmen untuk bertanding secara benar. Mulai dari kampanye sampai pemilihan, dan masa perhitungan serta penetapan  suara  harus berjalan aman dan damai tanpa konflik.

Dengan demikian, pihak yang menang tidak bereuforia dan menghina pihak yang kalah. Dan sebaliknya pihak-pihak yang kalah juga menerima dengan berbesar hati, tanpa menciptakan konflik. Kalaupun tidak menerima hasil keputusan KPU, maka dapat menempuh jalur hukum sesuai prosedur yang diatur oleh peraturan perundang-undangan.

Dan kemudian keputusan akhir yang dianggap final secara hukum harus mampu diterima dengan lapang dada, dan disyukuri. Yang menang bersyukur dan tidak sombong, tetapi berusaha merangkul yang kalah untuk sama-sama membangun daerahnya.

Yang kalah tetap bersyukur dan melakukan evaluasi ke dalam. Dan harus optimis bahwa kesempatan selalu tersedia, jika mempunya niat dan tujuan yang murni untuk membangun masyasrakat dan daerahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun