Mohon tunggu...
Macan Lauser
Macan Lauser Mohon Tunggu... -

Meooong.. Rawrrr..

Selanjutnya

Tutup

Money

"Project Financing"

23 April 2018   22:56 Diperbarui: 23 April 2018   23:05 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Background saya kebetulan bukan finance. Saya mencoba mengunggah tulisan tentang project financing, semoga kawan-kawan banyak yang mengkoreksi apa yang saya pahami.

Tidak dipungkiri setiap hari kita sebagai professional selalu dihadapkan dengan berbagai isu tentang nasionalisme, pelan namun pasti saya mengumpulkan beberapa literature dan darimana sebenarnya asal muasal semua itu ada. Sampailah saya pada sebuah kesimpulan bahwa adanya sebuah project tidak terlepas dari campur tangan policy maker dan project financing. Dalam skema typical project financing, keberhasilan dari project financing dipengaruhi oleh banyak factor. Mulai dari kondisi makro hingga mikro dari sebuah project.

Dalam pendanaan project kita mengenal direct financing dan project financing. Hal ini berlaku untuk pembiayaan project yang bersifat Capital Expenditure (CAPEX). Sumber pendanaan untuk CAPEX bias didapatkan dari berbagai sumber, bisa dari APBN, IPO, pinjaman dari internal maupun external maupun dari sumber dana yang lain. Beberapa perusahaan di tanah air mendapatkan sumber dana untuk investasi dan expanding bisnis mereka dari kerjasama G to G (Government to Government), sebagai contoh JICA. Dari sisi bankers sebagai kreditur butuh kepastian hukum, dan berbagai kepastian yang menjamin perusahaan yang diberi kreditur dapat membayar utang dengan lancar. Bankers akan merasa aman jika pada industry tersebut sudah ada buyers. Ditambah laporan kandungan cadangan hydrocarbon (if any).

Project financing banyak diimplementasikan di bidang energy terutama LNG karena untuk membangun fasilitas LNG dibutuhkan kemampuan keuangan yang cukup kuat, kemampuan SDM yang tinggi karena berkaitan dengan teknologi proses tingkat tinggi, mengingat regulasi engineering untuk industry LNG memang requirmentnya tinggi. Saat ini untuk requirement yang sama juga sudah di implementasikan bukan hanya di industry LNG, namun sudah hampir di semua industry yang berhubungan dengan hydrocarbon terutama gas alam. Itu yang membuat biaya yang dikeluarkan untuk membangun sebuah fasilitas eksploitasi dan pengolahan menjadi mahal.

Pertanyaan yang kadang menjadi nyinyiran untuk kita adalah "Ini semua gara-gara kebijakan X, harga LNG dijual murah ke Y" atau "Kenapa semua material dan barang dari Negara Z, kenapa tidak dari A" Jawabanya adalah " Tergantung policy dan project financing yang diterapkan."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun